IKABARI.COM – Kerusuhan terjadi usai pertandingan BRI League 1 antara Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (10/1/2022) di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Dalam pertandingan itu, Arema FC kalah dari Persebaya 2-3.
Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta mengungkapkan, kerusuhan di duga terjadi karena suporter Arema FC kalah dari Persebaya.
Nico menjelaskan, saat pertandingan terjadi masalah.
“Selama pertandingan tidak ada masalah. Masalah terjadi di akhir pertandingan. Penonton kecewa melihat tim Arema FC kalah,” ujarnya, di kutip dari Surya Malang.
Selain itu, Nico menduga kerusuhan terjadi karena fans kecewa karena rekor kandang Arema FC melawan Persebaya harus ternoda.
Nico mengungkapkan, akibat peristiwa kerusuhan ini, 125 orang tewas dan dua di antaranya merupakan anggota Polri.
“Dalam kejadian ini 125 orang meninggal. Dua di antaranya merupakan anggota Polri. Mereka yang meninggal di stadion ada 34 (korban) yang tersisa di rumah sakit selama proses penyelamatan.”
“Selain itu, 180 orang masih dalam proses perawatan untuk penyembuhan,” ujarnya.
Terkait meninggalnya korban, Nico menduga salah satu penyebabnya adalah kekurangan oksigen akibat berdesakan.
“Para penggemar keluar pada satu titik. Kalau tidak salah ada di pintu 10 atau pintu 12. Selama proses penumpukan, pada lemas dan kekurangan oksigen.”
“Tim gabungan sudah melakukan upaya pertolongan dan evakuasi ke rumah sakit,” ujarnya.
Di sisi lain, kerusuhan ini juga menyebabkan 13 mobil mengalami kerusakan.
“10 (mobil) di antaranya adalah mobil polisi. Sisanya mobil pribadi,” kata Nico.
Motif : Dicari Pemain dan Official Arema FC
Nico membeberkan motif suporter Arema FC turun ke lapangan dengan maksud mencari pemain resmi Arema FC.
“Mereka bermaksud menanyakan kepada para pemain dan ofisial mengapa mereka kalah (melawan Persebaya),” jelasnya.
Serbuan suporter Arema FC ke lapangan membuat petugas keamanan melakukan tindakan preventif.
Salah satunya dengan menembakkan gas air mata.
“Upaya pencegahan terus di lakukan hingga akhirnya gas air mata keluar.”
“Karena sudah tragis dan sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil,” kata Nico.
Menurut Nico, ada sekitar 3.000 penonton yang turun ke lapangan dari total 40 ribu orang yang hadir.
“Hanya sekitar 3.000 orang turun ke lapangan sementara yang lain tetap di tribun stadion,” katanya.
Sementara itu, terkait penembakan gas air mata, Nico mengatakan hal itu sebagai tanggapan atas perilaku para penggemarnya.
“Semua ini ada sebab dan akibat, kami akan menindaklanjuti dan sekali lagi menyampaikan belasungkawa kami akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah tragedi lain terjadi,” kata Nico.
Biaya pengobatan korban luka di tanggung oleh Pemerintah Kabupaten Malang
Bupati Malang, Sanusi mengungkapkan, seluruh biaya perawatan 180 korban luka akan di tanggung Pemkab Malang terkait Kerusuhan Arema Vs Persebaya.
“Saya perintahkan seluruh masyarakat untuk di rawat. Semuanya di urus, semua biaya di tanggung Pemkab Malang (pemerintah),” ujarnya dalam Breaking News Kompas TV, Minggu (2/9/2022).
Sanusi juga menjelaskan, sebanyak 50 unit ambulans dikerahkan untuk melakukan evakuasi.
“Dan sekarang kita bisa melakukan yang terbaik dengan segala keterbatasan fasilitas,” ujarnya.
(tribunnews/Haikal)
Tubagus Haikal adalah seorang kontributor di media IKABARI