Generasi Z, yang sering disebut “digital natives”, ternyata menghadapi tekanan yang tak kalah besarnya dibandingkan generasi sebelumnya. Di balik unggahan Instagram yang terlihat estetik dan video TikTok yang viral, ada realitas kecemasan yang sedang merayap. Pertanyaannya, bagaimana generasi ini menghadapi krisis global yang mendesak?
Generasi Paling Stres: Data yang Tidak Boleh Disepelekan
bahkan menjuluki mereka sebagai “generasi yang cemas” dan “generasi paling kesepian” dengan lebih dari 60% melaporkan mengalami stres yang signifikan, termasuk kecemasan sosial.
Lalu, apa punya maksud sebenarnya di balik fenomena ini?
Krisis Ekonomi: Keterpurukan Finansial yang Mengancam
Mengukur lebih dari 50% Gen Z khawatir tentang masa depan finansial, sedangkan 45% lainnya khawatir tentang kebutuhan sehari-hari.
Menghadapi inflasi yang tinggi, ketidakpastian ekonomi global, dan dampak pandemi, mereka merasa sulit untuk mencapai stabilitas finansial. Tak heran, generasi ini sering bertanya, “Bagaimana masa depanku nanti?”
Perubahan Iklim: Bencana yang Tidak Akan Terhindarkan
Menurut beberapa pelajara, hingga 80% remaja merasakan kuatir tentang dampak perubahan iklim, mulai dari bencana alam hingga kerusakan lingkungan.
Kekhawatiran ini tidak hanya menjadikan mereka merasa tidak aman, tetapi juga mempengaruhi keputusan hidup mereka. Misalnya, beberapa generasi Z takut untuk memiliki anak karena tidak ingin membawa mereka ke dunia yang tidak pasti.
Media Sosial: Senjata Dua Mata
Media sosial seharusnya menjadi alat pertemanan, tapi sering kali berubah menjadi sumber stres. Eksposur yang terus-menerus pada standar hidup “sempurna” membuat Gen Z merasa tertinggal dan tidak cukup baik.
Menurut informasi, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan rasa sentuhan dan depresi. Sebaliknya, mereka mejadi rasakan lebih tertekan. “Menelusuri” tanpa batas sering memicu bagia tragedi mengikuti akibat membaca berita buruk—kebiasaan membuka media sosial untuk membaca berita buruk secara terus menerus—yang memperburuk kecemasan mereka.
Ketidakpastian Kerja: Tantangan Digital Revolusi
Revolusi digital dan otomatisasi telah mengubah pasar kerja secara drastis. Banyak pekerjaan tradisional yang hilang, sementara pekerjaan baru membutuhkan keterampilan yang terus berkembang. Gen Z menghadapi tekanan besar untuk tetap relevan dalam dunia kerja yang sepertinya terus berubah. Tingkat pengangguran yang meningkat pasca episode wabah hanya menambahkan berat beban ingatan mereka.
Kesejahteraan Keluarga: Cemas yang Sekeliling Hati
Gen Z merasa cemas tentang kenyamanan keluarga mereka. Isu kesehatan, stabilitas emosi, dan keamanan menjadi poin utama. Dalam banyak kasus, mereka sering memanfaatkan peran sebagai pembimbing atau penanggung jawab keemasan, yang menambahkan tekanan hidup.
Bagaimana Gen Z Menghadapinya?
Meskipun tantangan yang dihadapi terasa berat, banyak Gen Z menunjukkan ketekunan dan kreativitas luar biasa. Berikut beberapa cara mereka mencoba bertahan:
Meningkatkan Literasi Keuangan
Gen Z semakin menyadari pentingnya belajar mengatur keuangan. Platform digital seperti aplikasi pengelolaan uang menjadi solusi yang praktis.
Gerakan Sosial untuk Lingkungan
Banyak dari mereka yang bergabung dengan gerakan lingkungan, seperti kampanye untuk mengurangi sampah plastik atau advokasi energi terbarukan.
Terapi dan Kesadaran Kesehatan Mental
Kemauan untuk mengenal pentingnya kesehatan mental semakin meningkat. Akses untuk mendapatkan terapi online dan grup dukungan mulai menjadi pilihan yang paling populer.
Detoks Media Sosial
Beberapa Generasi Z memilih untuk membatasi waktu di media sosial, menyadari dampaknya terhadap kesehatan mental mereka.
Generasi yang Sedang Melawan
Generasi Z adalah kelompok yang tumbuh dalam pencemaran besar krisis global, dari perubahan iklim hingga ketidakstabilan ekonomi. Meskipun mereka diprovokasi sekelilingnya, mereka tidak hanya diam. Mereka menggunakan kreativitas, keberanian, dan solidaritas untuk berjuang melawan kekhawatir dan membangun masa depan yang lebih baik.
Apakah kamu seorang Gen Z yang merasa cemas akan masa depan? Bagikan ceritamu di kolom komentar atau hubungi layanan konseling untuk dukungan lebih lanjut. Jangan biarkan kecemasan memblokir impianmu, ya!
Penulis Artikel : Lili
Tubagus Haikal adalah seorang kontributor di media IKABARI