5 Penyebab Poliuria yang Perlu Diketahui

5 Penyebab Poliuria yang Perlu Diketahui

Pengertian Poliuria dan Penyebabnya

Poliuria adalah kondisi di mana tubuh memproduksi urine dalam jumlah yang berlebihan, sehingga menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil. Untuk orang dewasa, poliuria didefinisikan sebagai produksi lebih dari tiga liter urine sehari, sedangkan untuk anak-anak, kisaran normalnya adalah dua liter atau lebih per hari. Dalam kondisi normal, orang dewasa biasanya hanya menghasilkan sekitar 0,8 hingga 2 liter urine setiap harinya.

Kondisi ini tidak selalu disertai rasa sakit, tetapi bisa menimbulkan ketidaknyamanan karena seseorang harus sering-sering ke kamar mandi. Poliuria umumnya terjadi akibat adanya penyakit atau kondisi lain yang memicu tubuh untuk memproduksi urine dalam jumlah besar. Berikut beberapa kondisi kesehatan yang dapat menjadi penyebab poliuria:

Read More

1. Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan salah satu penyebab paling umum dari poliuria. Saat seseorang menderita diabetes, kadar gula dalam darah meningkat. Ginjal biasanya akan menyerap kembali gula tersebut ke aliran darah, tetapi jika kadar gula terlalu tinggi, gula akan dikeluarkan melalui urine. Hal ini dapat menarik air dari jaringan tubuh, sehingga volume urine meningkat. Selain itu, keadaan ini juga membuat seseorang mudah merasa haus dan dehidrasi, yang pada akhirnya meningkatkan konsumsi air dan frekuensi buang air kecil.

2. Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus adalah kondisi di mana tubuh menghasilkan terlalu banyak urine. Pada kondisi normal, seseorang menghasilkan sekitar 1 hingga 3 liter urine per hari, tetapi pada penderita diabetes insipidus, jumlahnya bisa mencapai 20 liter per hari. Kondisi ini tidak berkaitan dengan kadar gula darah, melainkan karena tubuh kesulitan memproduksi atau menggunakan hormon vasopresin, yang membantu ginjal dalam memproses urine. Ketidakmampuan ini menyebabkan produksi urine yang berlebihan dan akhirnya menyebabkan poliuria.

3. Anemia Sel Sabit

Anemia sel sabit adalah kondisi di mana sel darah merah rusak dan berubah bentuk menjadi seperti bulan sabit. Hal ini menyebabkan sel-sel darah merah sulit bergerak dan mengganggu aliran darah. Salah satu efek dari anemia sel sabit adalah membuat kandung kemih menjadi terlalu aktif, sehingga memicu keinginan untuk buang air kecil secara terus-menerus. Akibatnya, poliuria bisa terjadi.

4. Gagal Ginjal

Ginjal berperan penting dalam menyaring limbah dan menghasilkan urine. Jika ginjal mengalami kerusakan, fungsi ginjal tidak optimal, yang bisa menyebabkan gangguan pada sistem kemih. Salah satu gejala yang muncul adalah kecenderungan untuk selalu buang air kecil, serta kemungkinan adanya urine berdarah. Hal ini bisa memicu terjadinya poliuria.

5. Penggunaan Obat Tertentu

Beberapa jenis obat juga dapat menyebabkan poliuria. Contohnya, obat diuretik dan litium. Obat diuretik sering kali menyebabkan poliuria jika dosisnya tidak tepat, sementara litium bisa menyebabkan diabetes insipidus nefrogenik. Selain itu, obat-obatan seperti penghambat saluran kalsium, tetrasiklin, dan inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) juga bisa menyebabkan poliuria sebagai efek samping. Faktor-faktor lain seperti perubahan kadar kalsium dalam tubuh, konsumsi alkohol atau kafein, serta kehamilan juga bisa memicu poliuria, meski jarang terjadi.

Poliuria adalah kondisi yang menyebabkan buang air kecil secara terus-menerus dalam jumlah besar. Ada banyak faktor penyebab poliuria, mulai dari kondisi medis seperti diabetes melitus, diabetes insipidus, gagal ginjal, hingga anemia sel sabit. Jika seseorang mengalami gejala poliuria, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan pengobatan yang tepat.

Related posts