Program Penukaran Minyak Jelantah dengan Saldo di Aplikasi MyPertamina
Minyak jelantah kini tidak lagi menjadi limbah yang harus dibuang. Sebaliknya, masyarakat kini bisa mengubahnya menjadi saldo dalam aplikasi MyPertamina. Prosesnya sangat sederhana, cukup dengan menuang minyak bekas ke mesin di SPBU dan memindai kode QR. Program ini merupakan inisiatif dari Pertamina untuk daur ulang minyak jelantah menjadi bahan bakar pesawat yang ramah lingkungan.
Pengalaman Mardiana: Dari Limbah Menjadi Uang
Mardiana, seorang ibu rumah tangga di kawasan Gunungpati, Semarang, memiliki cara khusus untuk menciptakan uang dari bahan bekas. Ia tidak langsung membuang minyak goreng setelah digunakan dua hingga tiga kali. Sebaliknya, ia menyisihkan minyak bekas tersebut ke dalam botol plastik dan menyimpannya di sudut dapurnya. Dulu, minyak itu hanya dibuang ke saluran air atau sampah. Namun sejak awal Juli 2025, ia punya alasan baru untuk terus melanjutkan kebiasaan ini.
Kini, minyak jelantah yang dulu harus dikumpulkan selama berbulan-bulan bisa langsung ditukar menjadi uang. Tanpa menunggu, tanpa perantara. “Seru banget. Ini tadi saya bawa tiga liter minyak jelantah dari rumah. Terus dituang ke sini, langsung masuk saldonya ke aplikasi,” kata Mardiana, sembari menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan fitur UCOllect di SPBU Akpol Semarang.
Dulu, minyak bekas gorengan itu ia setorkan ke Bu RT. Warga satu RT mengumpulkan, lalu tiap dua bulan sekali dijual ke pengepul. Harganya sekitar Rp6.000 per liter. Kini, Mardiana cukup datang ke SPBU Sultan Agung atau depan Akpol untuk menyetor minyak jelantah ke mesin otomatis, dan rupiah langsung masuk ke akunnya. Bisa ditukar BBM atau kebutuhan harian di Bright Mart.
Manfaat bagi Warga dan Lingkungan
Program ini bukan hanya membantu warga, tetapi juga menjaga lingkungan. Minyak jelantah yang dibuang ke saluran air atau tanah bisa menimbulkan dampak serius. Mulai dari mencemari tanah, menyumbat pipa, hingga membentuk lapisan di permukaan sungai bahkan laut yang menghambat pertukaran oksigen.
Dengan program seperti ini, Pertamina ingin menjadikan SPBU bukan sekadar tempat mengisi bahan bakar, tetapi juga titik pengumpulan limbah rumah tangga seperti minyak jelantah. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Pertamina dalam mendukung transisi energi hijau dan pengelolaan limbah rumah tangga secara berkelanjutan.
Cara Mudah Menukar Minyak Jelantah ke Rupiah
Berikut langkah-langkah untuk menukarkan minyak jelantah ke SPBU Pertamina:
- Unduh dan instal Aplikasi MyPertamina: Cari aplikasi MyPertamina di Google Play Store atau App Store dan pasang di perangkat Anda.
- Buat Akun: Klik menu “Registrasi” pada aplikasi, lalu masukkan informasi yang diperlukan seperti nama lengkap, nomor ponsel, dan PIN keamanan 6 digit.
- Setujui Ketentuan: Setelah berhasil membuat akun, centang pernyataan persetujuan dan klik “Lanjut”.
- Pilih Menu: Setelah akun aktif, buka menu “Dari Minyak Jelantah jadi Rupiah” pada aplikasi.
- Pindai QR Code: Klik “Info Lebih Lanjut” dan pilih “Lanjut”. Setelah itu, Anda perlu memberikan persetujuan (consent), lalu aplikasi akan mengarahkan ke halaman UCOllect.
- Setorkan Minyak Jelantah: Tuangkan minyak jelantah ke dalam UCOllect Box yang ada di lokasi terdekat dan pindai kode QR yang tertera di kotak tersebut menggunakan aplikasi MyPertamina.
Hasil yang Menggembirakan
Program penukaran minyak jelantah di SPBU Akpol Semarang merupakan inisiatif dari Pertamina Patra Niaga. Mesin penyetoran minyak UCOllect Box diluncurkan pada awal Juli 2025 dan kini sudah mencatat hasil yang menjanjikan. Sebanyak 275,42 liter minyak jelantah berhasil dikumpulkan dari masyarakat dengan nilai ekonomis mencapai Rp1,6 juta selama satu bulan.
Minyak jelantah yang terkumpul tidak sekadar ditampung. Namun akan dikirim ke Kilang Pertamina Cilacap, untuk diolah menjadi Sustainable Aviation Fuel (SAF) bahan bakar pesawat yang ramah lingkungan. Menurut Taufiq Kurniawan, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah, animo masyarakat cukup tinggi dan titik penukaran akan segera diperluas ke kota-kota lain di Jawa Tengah.
Kesimpulan
Dari dapur sederhana di rumahnya yang terletak di Kecamatan Gunungpati Semarang, Mardiana bahkan mulai mengajak tetangga lain ikut menyetor. Ia berfikir untuk menyiapkan botol khusus dengan tulisan minyak jelantah, agar anak-anaknya paham bahwa barang bekas tak selalu berakhir di pembuangan sampah.
Dengan satu-dua liter minyak yang ia kumpulkan tiap pekan, Mardiana tahu ini bukan jalan pintas menuju kekayaan. Tapi ini langkah kecil untuk hidup yang lebih bersih, lebih sadar, dan lebih bijak terhadap lingkungan. “Sangat membantu kan bisa buat beli pertalite. Lumayan, untuk antar anak sekolah, atau ke pasar,” ujarnya, lalu tersenyum.






