Kekhawatiran Fabio Quartararo Terhadap Performa Yamaha di MotoGP
Fabio Quartararo, pebalap asal Prancis yang kini mengendarai motor Yamaha M1, kembali menyampaikan kekhawatirannya terkait kinerja kendaraannya dalam ajang MotoGP. Ia menyoroti masalah utama yang dialami motor Yamaha, khususnya dalam hal pengereman. Masalah ini muncul setelah penampilannya di sirkuit Brno, di mana ia berhasil finis kelima pada lomba sprint dan keenam pada balapan utama, meskipun memulai balapan dari posisi depan.
Quartararo mengungkapkan bahwa kelemahan pengereman Yamaha berpotensi berkaitan dengan konfigurasi mesin Inline-4 yang digunakan oleh motor M1. Ia mengeluh bahwa ia harus mengerem lebih awal dibanding para pesaing yang menggunakan mesin V4. Menurutnya, pengendara dengan motor bermesin V4 bisa mengerem menggunakan kedua roda, sedangkan Yamaha hanya mengandalkan roda depan. Hal ini membuatnya lebih mudah disalip saat bertarung dalam grup, terutama di lima lap pertama balapan.
Meski demikian, Quartararo menilai bahwa kecepatan M1 tidak terlalu buruk di lima lap terakhir. Ia menjelaskan bahwa mesin V4 menawarkan stabilitas pengereman yang lebih baik, sehingga memberikan keuntungan signifikan bagi para pengendaranya. Sementara itu, motor Yamaha memiliki kekuatan di bagian depan, tetapi masih mengalami kesulitan pada bagian belakang.
Quartararo merasa bahwa masalah ini semakin membatasi kemampuannya untuk bersaing dalam grup, terutama saat pengereman keras diperlukan. Ia juga menyebutkan bahwa performa Yamaha dinilainya tidak ideal saat berada dalam kelompok pebalap. Saat balapan sendirian, ia dapat mengatur kecepatan dan gaya mengendarainya secara lebih efektif. Namun, ketika berada dalam grup, ia kehilangan banyak aspek penting seperti cengkeraman belakang, tenaga, hingga aerodinamika.
Yamaha diketahui sedang bekerja keras untuk memperbaiki kekurangan di berbagai aspek tersebut. Quartararo percaya bahwa konfigurasi mesin empat silinder segaris adalah inti dari sebagian besar masalah yang dihadapi Yamaha. Ia menunjuk kesamaan mesin V4 yang dimiliki oleh Ducati, KTM, dan Aprilia sebagai faktor utama di balik keunggulan ketiga pabrikan tersebut.
Meskipun tidak secara teknis memahami seluruh perbedaan antarmesin, Quartararo mengamati bahwa hasil di lintasan mencerminkan pola yang konsisten. Menurutnya, kendala Yamaha terlihat jelas saat berhadapan langsung dengan motor-motor V4.
Yamaha sendiri berharap mesin V4 ini akan menjadi motor andalan mereka mulai musim 2026, yang juga merupakan tahun terakhir penggunaan mesin berkapasitas 1000cc dalam MotoGP. Quartararo menyambut baik pengembangan ini dan berharap motor baru tersebut mampu mengatasi kelemahan-kelemahan yang selama ini menghambat performanya.
Dengan kompetisi yang semakin ketat, Yamaha harus segera menemukan solusi untuk tetap bersaing di level tertinggi. Dengan peningkatan performa di berbagai aspek, termasuk pengereman dan aerodinamika, Yamaha berharap bisa kembali menjadi salah satu pesaing utama di ajang MotoGP.






