PORTAL SULUT– Berikut 5 jawaban kunci untuk cerita reflektif Modul 3 Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai (FPPN) Topik 1.
Pertanyaan:
Hubungkan masalah yang dihadapi Ali dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya mengenai peran guru, konsep Catur Pusat Pendidikan, serta pendidikan yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Susunlah rencana tindakan dan desain pembelajaran untuk Ali. Diskusikan rencana tersebut dengan rekan sejawat, minta saran dari mereka dalam merancang pembelajaran yang tepat. Catat semua masukan dan sempurnakan rencana yang sudah dibuat.
Berikut ini 5 opsi jawaban untuk cerita reflektif Modul 3 FPPN Topik 1. Amati, Tiru, dan Modifikasi.
Kunci Jawaban 1:
Agar Ali kembali semangat dalam menjalani kehidupan sehari-harinya, diperlukan dukungan dari keluarga, sekolah, dan lingkungan tempat tinggalnya yang baru. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru antara lain membantu Ali beradaptasi dengan lingkungan sekolah serta merancang pembelajaran yang mendorong semua siswa untuk berdiskusi dan bekerja sama. Topik pelajaran juga bisa diubah menjadi tema perkotaan agar dapat membangkitkan kembali keberanian Ali untuk berbicara dan bercerita.
Kunci Jawaban 2:
Analisis Permasalahan Ali
Masalah yang dihadapi Ali perlu ditentukan secara jelas terlebih dahulu. Anggaplah masalah Ali adalah:
– Hambatan Belajar: Ali mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu (seperti matematika atau bahasa Inggris).
– Kurangnya Semangat: Ali tidak terlalu termotivasi dalam belajar dan sering kali mengalami penundaan tugas.
– Kurang Disiplin: Ali sering datang terlambat ke kelas atau tidak menyelesaikan pekerjaan yang diberikan.
Hubungan dengan Konsep yang Dipelajari
– Tugas Guru: Guru berperan sebagai pemandu, pemicu semangat, dan pendamping. Guru perlu mampu mengenali kebutuhan belajar Ali, memberikan bantuan yang sesuai, serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
– Pusat Pendidikan Catur: Pendidikan Ali tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya. Empat pusat pendidikan ini perlu saling mendukung dan bekerja sama dalam membentuk suasana belajar yang menyeluruh bagi Ali.
– Hukum Alami dan Hukum Zaman: Pendidikan Ali perlu disesuaikan dengan kemampuan dan ketertarikannya (hukum alami), serta dengan perkembangan dan kebutuhan zaman (hukum zaman). Guru harus mampu merancang pembelajaran yang sesuai dengan kehidupan Ali dan mempersiapkannya menghadapi tantangan di masa depan.
Rencana Aksi
Identifikasi Masalah Lebih Mendalam:
– Amati tindakan Ali dalam lingkungan kelas. – Perhatikan cara Ali bertingkah laku di dalam kelas. – Lakukan pengamatan terhadap tingkah laku Ali saat berada di kelas.
– Lakukan wawancara dengan Ali guna memahami kendala dan minatnya.
– Berbicara dengan orang tua Ali guna memperoleh data tambahan. – Menghubungi orang tua Ali untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut. – Berkomunikasi dengan keluarga Ali agar bisa mendapatkan informasi tambahan. – Mencari informasi tambahan melalui komunikasi dengan orang tua Ali. – Berkoordinasi dengan orang tua Ali dalam upaya mendapatkan data lebih lengkap.
Penyusunan Rencana Pengajaran Individual (PPI):
– Berdasarkan temuan masalah, buatlah PPI yang sesuai dengan kebutuhan belajar Ali.
– Tetapkan tujuan pembelajaran yang jelas, bisa diukur, mungkin dicapai, sesuai dengan kebutuhan, dan memiliki batas waktu (SMART).
– Tentukan metode dan media pembelajaran yang cocok dengan cara belajar Ali.
– Susun penilaian pembelajaran yang terus-menerus. – Rancang proses evaluasi pembelajaran yang berkelanjutan. – Atur pengujian pembelajaran yang berkelanjutan. – Buat rencana penilaian pembelajaran yang berkelanjutan.
Implementasi PPI:
– Lakukan PPI secara terus-menerus dan teratur. – Jalankan PPI dengan konsistensi dan rutinitas. – Terapkan PPI secara berkelanjutan dan terencana. – Lakakukan PPI secara teratur dan tetap. – Pastikan PPI dilaksanakan secara konsisten dan terstruktur.
– Berikan bantuan dan arahan kepada Ali secara pribadi.
– Bangun suasana belajar yang menyenangkan dan menerima semua kalangan. – Ciptakan ruang pembelajaran yang positif dan ramah bagi semua peserta didik. – Bentuk lingkungan akademik yang mendukung dan bersifat inklusif. – Menciptakan suasana belajar yang sehat dan terbuka untuk semua individu. – Menyediakan lingkungan pendidikan yang positif dan menyertakan seluruh peserta.
Evaluasi dan Refleksi:
– Lakukan penilaian berkala terhadap perkembangan belajar Ali. – Evaluasi secara rutin mengenai kemajuan pembelajaran Ali. – Lakukan pemantauan berkala terhadap progres belajar Ali. – Terus lakukan evaluasi terhadap perkembangan belajar Ali. – Periksa secara berkala kemajuan yang dicapai oleh Ali dalam belajar.
– Evaluasi sejauh mana PPI efektif dan lakukan perubahan jika diperlukan.
– Libatkan Ali bersama orang tuanya dalam tahap evaluasi – Libatkan pihak Ali dan orang tuanya dalam proses penilaian – Libatkan Ali serta keluarganya dalam evaluasi yang dilakukan – Libatkan Ali beserta orang tuanya dalam proses peninjauan – Libatkan Ali dan orang tua dalam proses evaluasi yang sedang berlangsung
Rencana Pengajaran (Contoh untuk Kesulitan Matematika)
Topik: Operasi Hitung Campuran
Tujuan Pembelajaran:
– Ali mampu menyelesaikan soal-soal operasi hitung campuran (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian) secara tepat.
Metode Pembelajaran:
– Pendekatan Kontekstual: Menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari Ali.
– Demonstrasi: Guru menunjukkan soal latihan beserta langkah-langkah penyelesaiannya.
– Latihan Soal: Ali mengerjakan latihan soal secara mandiri maupun dalam kelompok.
– Aktivitas: Menggunakan permainan matematika untuk meningkatkan semangat belajar Ali. – Kegiatan: Memanfaatkan permainan matematika sebagai alat untuk meningkatkan antusiasme belajar Ali. – Metode: Menggunakan permainan matematika untuk memotivasi proses belajar Ali. – Strategi: Menerapkan permainan matematika guna menumbuhkan motivasi belajar Ali. – Pendekatan: Menggunakan permainan matematika dalam upaya meningkatkan minat belajar Ali.
Media Pembelajaran:
– Media Pembelajaran: Benda-benda nyata yang bisa dimanfaatkan untuk memperlihatkan proses perhitungan.
– Lembaran Tugas: Soal-soal latihan yang beragam.
– Aplikasi Matematika: Alat yang bisa digunakan untuk mempelajari matematika dengan cara yang lebih menarik.
Evaluasi:
– Ujian Tulis: Pertanyaan-pertanyaan mengenai operasi perhitungan campuran.
– Pengamatan: Mengawasi partisipasi Ali dalam kegiatan pembelajaran. – Pemantauan: Memperhatikan keterlibatan Ali dalam proses pembelajaran. – Peninjauan: Mengamati partisipasi Ali selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. – Pemeriksaan: Menilai partisipasi Ali dalam aktivitas pembelajaran. – Pengawasan: Mengobservasi tingkat partisipasi Ali dalam kegiatan belajar.
– Portofolio: Kumpulan karya yang dihasilkan Ali selama masa pembelajaran.
Diskusi dengan Teman Sejawat
Setelah membuat rencana tindakan dan desain pembelajaran, diskusikan dengan rekan sejawat. Beberapa pertanyaan yang bisa diajukan:
– Apakah rencana tindakan dan desain pembelajaran sudah sesuai dengan kebutuhan Ali? – Sudahkah rencana aksi dan perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan Ali? – Apakah rencana tindakan dan rancangan pengajaran sudah cocok dengan kebutuhan Ali? – Telahkah rencana aksi dan desain pembelajaran disesuaikan dengan keperluan Ali? – Apakah rencana kerja dan perencanaan pembelajaran sudah sesuai dengan kebutuhan Ali?
– Sudah sesukahkah metode dan media pembelajaran yang digunakan? – Apakah pilihan metode dan media pembelajaran sudah cocok? – Apakah cara dan alat pembelajaran yang dipilih sudah tepat? – Telah sesuai kah metode serta media pembelajaran yang dipilih?
– Bagaimana cara meningkatkan semangat belajar Ali? – Apa langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan motivasi belajar Ali? – Bagaimana cara menginspirasi Ali agar lebih termotivasi dalam belajar? – Apa cara efektif untuk meningkatkan antusiasme belajar Ali? – Bagaimana seseorang dapat membantu Ali menjadi lebih bersemangat dalam belajar?
– Bagaimana mengajak orang tua Ali terlibat dalam proses pembelajaran? – Apa langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melibatkan orang tua Ali dalam pembelajaran? – Bagaimana cara mengikutsertakan orang tua Ali dalam aktivitas belajar? – Bagaimana memastikan keterlibatan orang tua Ali dalam proses pembelajaran? – Apa cara efektif untuk melibatkan orang tua Ali dalam pendidikan anak?
Contoh Input dari Rekan Sejawat:
– “Lebih baik menggunakan alat peraga yang nyata agar Ali lebih mudah memahami konsep perhitungan.”
– “Mencoba menerapkan pembelajaran berbasis masalah agar Ali lebih giat dalam belajar.” – “Coba terapkan metode pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan partisipasi Ali dalam belajar.” – “Gunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah agar Ali lebih aktif dalam proses belajarnya.” – “Coba lakukan pembelajaran berbasis masalah agar Ali lebih antusias dalam belajar.” – “Mungkin coba menerapkan strategi pembelajaran berbasis masalah agar Ali lebih aktif dalam belajar.”
– “Libatkan orang tua Ali untuk memberikan dukungan dan semangat di rumah.” – “Libatkan keluarga Ali dalam memberikan dukungan dan motivasi di rumah.” – “Libatkan orang tua Ali agar bisa memberikan dukungan dan dorongan di rumah.” – “Libatkan orang tua Ali sebagai bagian dari proses mendukung dan memotivasi di rumah.” – “Libatkan orang tua Ali untuk membantu memberikan dukungan dan motivasi di rumah.”
Penyempurnaan Rencana
Berdasarkan saran dari rekan sejawat, lakukan perbaikan terhadap rencana aksi dan desain pembelajaran. Contohnya:
– Meningkatkan penggunaan alat bantu yang lebih nyata.
– Menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dalam proses belajar mengajar. – Menggunakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penyelesaian masalah. – Mengintegrasikan pembelajaran berbasis masalah sebagai strategi pengajaran. – Mempraktikkan model pembelajaran berbasis pemecahan masalah.
– Meningkatkan komunikasi yang lebih erat dengan orang tua Ali. – Memperkuat hubungan komunikasi dengan orang tua Ali. – Melakukan dialog yang lebih sering dengan orang tua Ali. – Menjalin hubungan komunikasi yang lebih dekat dengan orang tua Ali. – Mengadakan percakapan yang lebih intensif dengan orang tua Ali.
Catatan Tambahan
– Fleksibilitas: Rencana tindakan dan desain pembelajaran perlu bersifat fleksibel serta bisa disesuaikan sesuai dengan perkembangan Ali.
– Kerja sama: Libatkan seluruh pihak yang terkait (guru, orang tua, rekan kerja) dalam proses pembelajaran Ali.
– Kesabaran: Mengatasi kesulitan belajar Ali memerlukan ketekunan dan kesabaran.
Dengan pendekatan yang menyeluruh dan bersifat kerja sama, diharapkan Ali mampu mengatasi kesulitan belajarnya, meningkatkan semangatnya, serta mencapai kemampuan terbaiknya.
Kunci Jawaban 3:
Hubungan Masalah Ali dengan Konsep Pendidikan:
Perubahan kondisi lingkungan dan iklim menjadi tantangan bagi Ali. Berdasarkan konsep Kodrat Alam, guru serta lingkungan sekolah harus berperan dalam membantu Ali beradaptasi. Dari sudut pandang Kodrat Zaman, Ali yang aktif dan ramah lingkungan di era digital perlu diberikan kesempatan untuk berkembang. Peran guru sangat krusial dalam memfasilitasi proses ini. Melalui Catur Pusat Pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat, dan peserta didik), kolaborasi perlu dibentuk untuk mendukung Ali.
Rencana Aksi:
– Menciptakan komunikasi yang sangat aktif dengan Ali secara pribadi. – Memperkuat hubungan komunikasi yang intens dengan Ali secara langsung. – Mengembangkan komunikasi yang mendalam dengan Ali secara personal. – Menjalin komunikasi yang erat dan intens dengan Ali secara pribadi.
– Melibatkan ibu Ali dan guru BK dalam sesi konseling ringan yang bertujuan untuk memperkuat diri dan memberikan semangat baru.
– Memandu Ali untuk kembali terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler, seperti menjadi mentor pemain futsal tingkat bawah atau pembuat konten olahraga di sekolah.
Rancangan Pembelajaran:
– Terapkan pendekatan pembelajaran berbasis proyek dengan topik lokal, contohnya merancang kampanye video mengenai kepentingan olahraga di daerah pesisir.
– Libatkan siswa dalam kelompok kerja yang beragam sehingga Ali dapat membangun hubungan baru. – Libatkan siswa dalam kelompok yang berbeda agar Ali mampu menciptakan relasi baru. – Libatkan siswa dalam kelompok yang beragam agar Ali bisa mengembangkan hubungan baru. – Libatkan siswa dalam kelompok heterogen agar Ali dapat memperluas jaringan hubungannya. – Libatkan siswa dalam kelompok yang berbeda-beda agar Ali mungkin membentuk hubungan baru.
– Masukkan tugas refleksi mengenai penyesuaian diri terhadap perubahan dalam pelajaran Bahasa Indonesia atau PPKn. – Tambahkan aktivitas refleksi tentang kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia atau PPKn. – Sertakan pekerjaan reflektif mengenai proses adaptasi terhadap perubahan dalam pelajaran Bahasa Indonesia atau PPKn. – Masukkan tugas pengembangan diri melalui refleksi tentang adaptasi terhadap perubahan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia atau PPKn.
Masukan Teman Sejawat:
– Susun program pengenalan siswa baru yang melibatkan OSIS dan kegiatan ekstrakurikuler.
– Ali diberikan tugas dalam kegiatan sekolah agar ia merasa dihargai. – Ali mendapatkan peran dalam kegiatan sekolah agar ia merasa memiliki kontribusi. – Ali diberi kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan sekolah agar ia merasa penting. – Ali diberikan tanggung jawab dalam kegiatan sekolah agar ia merasa diakui.
Kunci Jawaban 4:
Koneksi dengan Konsep:
Ali mengalami kejutan budaya akibat perubahan sosial dan geografis. Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara harus selaras dengan lingkungan anak (Kodrat Alam). Guru sebagai “pamomong” harus berperan sebagai pembimbing yang hadir. Keterlibatan antara sekolah dan keluarga sangat penting, sesuai dengan konsep Catur Pusat Pendidikan.
Rencana Aksi:
– Membentuk kelompok kecil yang mendampingi Ali (misalnya teman sebangku dan dua anggota ekstrakurikuler).
– Mengajak Ali untuk memahami lingkungan pesisir melalui kegiatan pembelajaran di luar kelas. – Membawa Ali mengenal kondisi sekitar pantai dengan melakukan aktivitas belajar di luar ruangan. – Mengenalkan Ali pada lingkungan pesisir melalui kegiatan pendidikan di luar kelas. – Memberikan kesempatan kepada Ali untuk mengenal lingkungan pesisir melalui pembelajaran luar ruang.
– Sekolah berkolaborasi dengan komunitas setempat (seperti klub futsal desa) agar Ali tetap dapat menumbuhkan bakatnya.
Rancangan Pembelajaran:
– Pelajaran Geografi atau Ilmu Pengetahuan Sosial bisa dikaitkan dengan ekosistem pesisir.
– Di pelajaran PJOK, guru menggabungkan permainan futsal mini sesuai dengan kondisi lapangan yang ada di sekolah. – Dalam pembelajaran PJOK, guru memadukan permainan futsal mini dengan menyesuaikan fasilitas lapangan yang tersedia di sekolah. – Guru dalam pelajaran PJOK mengintegrasikan permainan futsal mini berdasarkan kondisi lapangan yang ada di sekolah. – Dalam kegiatan PJOK, guru menyisipkan permainan futsal mini dengan memperhatikan kondisi lapangan sekolah.
– Bahasa Indonesia memberikan tugas wawancara tokoh lokal di bidang olahraga atau pemuda nelayan yang menginspirasi.
Masukan Teman Sejawat:
– Bangun kelompok siswa yang aktif berdasarkan minat mereka, misalnya “Komunitas Sportivitas”.
– Tambahkan waktu diskusi mingguan antar siswa guna memperkuat ikatan sosial.
Kunci Jawaban 5:
Analisis Masalah Ali dalam Kerangka Filosofi Ki Hadjar Dewantara
Masalah yang dihadapi Ali bukan hanya “tidak memiliki teman” atau “cuaca yang panas,” melainkan tanda dari kebingungan dalam proses penyesuaian diri terhadap alam dan perkembangan zaman di lingkungan yang baru, yang semakin memburuk akibat perubahan pada sistem pendidikannya.
Hukum Alami dan Hukum Zaman:
– Kemampuan Alami (Kemampuan/Minat): Ali merupakan anak yang ceria, dinamis, dan memiliki ketertarikan kuat terhadap futsal serta lingkaran pertemanan yang luas. Hal ini merupakan bagian dari sifat alaminya yang membutuhkan ruang untuk berekspresi.
– Takdir Zaman: Lingkungan perkotaan sebelumnya memungkinkan Ali untuk berkomunikasi dengan mudah dan ikut serta dalam kegiatan futsal yang diminati. Perpindahan ke daerah pesisir dengan cuaca yang panas dan mungkin kurangnya fasilitas futsal atau komunitas serupa, berarti takdir zamannya tidak lagi dapat dipenuhi. Ali kehilangan wadah untuk mengekspresikan diri dan berinteraksi sesuai sifatnya.
Konsep Catur Pusat Pendidikan:
– Keluarga: Keluarga Ali (ayah dan ibu) telah mendukung dan aktif dalam mencari sekolah, tetapi mungkin belum sepenuhnya memahami dampak psikologis yang mendalam dari perubahan lingkungan terhadap Ali, khususnya dari segi sosial dan emosional.
– Sekolah (Baru): Sekolah baru belum mampu menjadi tempat yang menarik bagi Ali. Kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler (futsal) yang dulu membangkitkan semangatnya, kini terasa membosankan karena tidak adanya teman yang sejalan atau minat yang sama.
– Masyarakat (Baru): Lingkungan pesisir yang baru belum memberikan “ruang interaksi” yang dibutuhkan Ali, baik dalam hal minat olahraga maupun dinamika hubungan teman sebaya atau kakak kelas yang dulu ia rasakan. Hal ini membuat Ali cenderung menjauh diri.
– Perguruan Tinggi/Organisasi Pemuda: Meskipun Ali duduk di kelas 11, pemahaman tentang remaja dan lingkungan sosialnya sangat penting. Tidak adanya komunitas pemuda dengan minat serupa di lingkungan yang baru menyebabkan dia kehilangan tempat untuk bersosialisasi.
Peran Guru
Sebagai kepala kelas, guru memainkan peran yang sangat penting sebagai pembimbing (among).
– Ing Ngarsa Sung Tuladha: guru harus menjadi contoh dalam empati dan inisiatif saat mendekati Ali.
– Ing Madya Mangun Karsa: seorang guru perlu menciptakan lingkungan kelas yang mendorong Ali untuk berani terlibat dan menemukan minat baru.
– Tut Wuri Handayani: guru sebaiknya memberikan dorongan dan dukungan agar Ali mampu beradaptasi serta menemukan kembali semangatnya, tanpa memaksa.
Rencana Tindakan dan Rancangan Pengajaran bagi Ali
Tujuan Umum: Memulihkan semangat belajar dan sosialisasi Ali dengan mempertimbangkan kodrat alam dan era saat ini serta memaksimalkan peran catur sebagai pusat pendidikan.
Peran Utama Guru: Pemandu, Penghubung, dan Pembimbing.
1. Rencana Tindakan Awal (Guru)
Dialog Empati (Individual/Keluarga):
Guru segera memanggil Ali untuk berbicara secara santai dan penuh empati, bukan dalam bentuk pemeriksaan. Fokus pada mendengarkan perasaan Ali tanpa memberikan penilaian. “Bagaimana keadaanmu, Ali? Bapak melihat kamu agak sedih. Apakah ada yang bisa Bapak bantu?”
Lanjutkan dengan percakapan terpisah dengan Ibu Ali untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang minat dan kebiasaan Ali sebelum ia pindah.
Tujuan: Menciptakan kepercayaan, menunjukkan rasa empati, serta memperdalam pemahaman terhadap akar masalah dari sudut pandang Ali dan keluarganya.
Mengenali Bakat dan Minat dalam Lingkungan yang Baru:
– Internal Sekolah: Guru mengeksplorasi kegiatan ekstrakurikuler lain yang mungkin dapat membangkitkan minat Ali (misalnya, terdapat klub olahraga selain futsal, atau klub sains/IT yang juga membutuhkan siswa yang aktif).
– Lingkungan Sekolah/Masyarakat: Jika tersedia, guru dapat mencari data mengenai komunitas olahraga (selain futsal) atau kegiatan pemuda di kawasan pesisir yang bisa diikuti oleh Ali (seperti voli pantai, berenang, kelompok pencinta alam, atau e-sports).
– Tujuan: Menyediakan sarana ekspresi dan sosialisasi yang sesuai dengan sifat alami serta perkembangan zaman dalam lingkungan yang baru.
Diskusikan dengan Teman Sejawat:
– Pertanyaan untuk Diskusi: “Saudara guru, saya memiliki siswa baru bernama Ali yang sebelumnya sangat aktif dan ceria di lingkungan perkotaan, menyukai futsal serta pergaulan yang luas. Namun, setelah pindah ke daerah pesisir ini, ia menjadi pendiam dan cenderung mengisolasi diri. Bagaimana kita bisa membantu Ali menemukan kembali semangatnya di lingkungan sekolah dan masyarakat yang berbeda dari sebelumnya? Apakah ada ide kegiatan yang dapat mengalirkan energinya atau membantunya bersosialisasi secara perlahan?”
– Fokus Input: Strategi pendukung sebaya, pengintegrasian materi pelajaran dengan situasi lokal, atau gagasan kegiatan ekstrakurikuler/komunitas yang khas di wilayah pesisir.
2. Rencana Pembelajaran dan Intervensi untuk Ali (Berdasarkan Masukan Awal)
Poin Utama: Menggunakan kekuatan lama (aktif, interaksi sosial) dalam lingkungan yang baru secara perlahan.
Strategi In-Class (Pelajaran):
– Pemaduan Konteks Lokal (Hukum Alami dan Era): Di dalam pelajaran Bahasa Indonesia, Ekonomi, atau IPA, berikan tugas proyek yang memerlukan pengamatan langsung terhadap lingkungan pesisir serta hubungan timbal baliknya.
– Contoh: Proyek “Potensi Ekonomi Pesisir Kita” (Ekonomi/IPS) atau “Ekosistem Laut: Ancaman dan Peluang” (IPA). Ali dapat diberi tugas untuk melakukan wawancara singkat (dengan panduan pertanyaan tertulis) dengan nelayan setempat atau pengusaha wisata kecil, atau merekam (foto/video pendek) kehidupan di daerah pesisir. Ini memanfaatkan sifat “aktif” dan kemampuan digitalnya.
– Metode Diskusi Kelompok Kecil yang Terencana: Dalam diskusi, Ali ditempatkan dalam kelompok yang terdiri dari siswa yang ramah dan mendukung (yang direkomendasikan oleh rekan sejawat). Ali diberikan peran khusus yang tidak terlalu mengharuskan banyak berbicara, seperti pencatat ide, pembuat peta pikiran visual, atau pengoperasi proyektor jika ada presentasi. Perlahan, dorong ia untuk menyampaikan satu pendapat dari hasil diskusi kelompok.
Tujuan: Memberikan Ali kesempatan untuk berkontribusi sesuai dengan kemampuannya saat ini, sambil melatih interaksi sosial di lingkungan kecil yang sesuai dengan kondisi barunya.
Strategi di Luar Kelas (Kegiatan Ekstrakurikuler dan Sosial):
– Pemahaman Minat Alternatif: Ajak Ali untuk mencoba kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan aktivitas fisik atau kelompok kecil, meski bukan futsal (seperti tenis meja, bulu tangkis, atau klub pecinta alam yang bisa menjelajahi pantai/hutan bakau). Undang teman sekelas yang dikenal guru sebagai siswa yang positif dan ramah untuk mendampingi Ali dalam mencoba.
– Program “Sahabat Sebaya”: Libatkan satu atau dua teman sekelas Ali yang aktif dan penuh empati sebagai “sahabat” tidak resmi yang memanggilnya untuk berinteraksi saat istirahat atau setelah pulang sekolah. Ini merupakan penerapan konsep Tut Wuri Handayani dari guru melalui rekan siswa lain.
– Berhubungan dengan Komunitas Setempat: Jika tersedia, bantu Ali menemukan data mengenai kelompok olahraga atau kegiatan pemuda di luar sekolah yang sesuai. Mungkin saja terdapat komunitas futsal kecil, atau aktivitas olahraga pantai yang populer di sana.
– Tujuan: Membuka kembali kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan aktivitas fisik yang sesuai dengan sifat alami Ali di lingkungan yang baru, serta membangun hubungan pertemanan baru secara alami.
3. Saran dan Perbaikan Rencana (Contoh Diskusi dengan Rekan Sejawat)
Saran dari Rekan Sejawat (Contoh: Guru Bimbingan Konseling/Guru Pendidikan Jasmani):
– “Bagi Ali, mungkin kita bisa mengajaknya bergabung dengan klub fotografi sekolah atau klub jurnalisme. Mengingat ketertarikannya pada perangkat elektronik dan aktivitasnya yang tinggi, dia bisa menjadi fotografer atau videographer yang merekam berbagai kegiatan sekolah, termasuk pertandingan futsal! Ini memungkinkannya tetap terlibat dengan olahraga kesukaannya namun dengan peran baru yang tidak memerlukan interaksi fisik langsung dengan tim baru.” (Guru BK)
– “Ali ini aktif, mungkin bisa diajak bergabung dengan tim persiapan acara sekolah, sehingga dia bisa terlibat di belakang layar, membantu menyiapkan peralatan, atau menjadi koordinator lapangan. Ini akan melatih rasa tanggung jawab dan memperluas jaringan pertemanan secara profesional.” (Guru Olahraga)
– “Cuaca panas di daerah pesisir dapat diatasi dengan mengadakan kegiatan olahraga pada sore hari atau di dalam ruangan. Mungkin kita bisa mendorong sekolah untuk menyelenggarakan pertandingan futsal antar kelas, dan Ali bisa diajak membantu sebagai panitia teknis atau official tim, bukan sebagai pemain utama terlebih dahulu.” (Guru Olahraga)
Penyempurnaan Rencana:
– Libatkan dalam Peran “Di Balik Layar” yang Aktif: Selain proyek akademik, saya akan menawarkan Ali kesempatan untuk menjadi dokumentator kegiatan ekstrakurikuler (seperti futsal atau yang lain) menggunakan kamera atau ponselnya. Atau, sebagai bagian dari tim teknis/panitia acara sekolah. Ini memanfaatkan sifatnya yang aktif dan kemampuannya dalam digital, memberinya tujuan serta kesempatan untuk bertemu teman baru tanpa adanya tekanan langsung untuk “mendaftar” sebagai anggota tim.
– Awal Kegiatan Olahraga Kecil dan Terjadwal: Bekerja sama dengan guru olahraga untuk mungkin mengadakan sesi futsal di sore hari (saat cuaca lebih sejuk) atau di lapangan dalam ruangan (jika tersedia), yang bersifat santai dan inklusif. Ajak Ali untuk ikut serta atau membantu sebagai asisten pelatih/wasit.
– Komunikasi Teratur antara Orang Tua dan Ali: Memastikan adanya komunikasi yang terjalin antara guru, siswa, dan orang tua untuk mengawasi perkembangan emosional dan sosial Ali. Berikan apresiasi positif terhadap setiap perubahan kecil yang ditunjukkan oleh Ali.
Dengan rencana yang lebih menyeluruh dan masukan dari rekan sejawat ini, diharapkan Ali dapat secara perlahan menemukan kembali semangatnya, beradaptasi dengan lingkungan yang baru, serta mengembangkan kemampuan dirinya sesuai dengan sifat alami dan era saat ini.
Bahran Hariz adalah seorang penulis di Media Online IKABARI.






