IKABARI.COM, JAKARTA – Untuk mendukung roadmap pengembangan kendaraan listrik (EV) di Indonesia, PT Antam Tbk membentuk anak usaha baru yang fokus mengembangkan bisnis baterai kendaraan listrik.
Anak perusahaan baru tersebut di beri nama Indonesia Battery Company (IBC).
IBC akan melakukan pengembangan bisnis mulai dari pembuatan prototipe baterai untuk motor listrik. Konsep Energy Storage System (ESS), penyiapan fasilitas pengolahan nikel dan bahan baku baterai, perluasan kapasitas produksi. Hingga penguasaan teknologi baterai yang akan dicapai pada tahun 2030.
Direktur Hubungan Kelembagaan Grup BUMN Holding Mining Industry Indonesia (MIND ID), Danny Amrul Ichdan mengatakan, IBC merupakan salah satu pilar penting untuk mewujudkan energi baru dan terbarukan di sektor baterai kendaraan listrik.
“Selain itu juga memperkuat kemandirian kita. Artinya kita mampu mengurangi ketergantungan impor dan mampu mengurangi emisi karbon dan subsidi dari BBM,” kata Danny dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (20/9/2022).
Danny juga meminta pemerintah memastikan pasokan bahan baku nikel sebagai salah satu bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik.
Pasalnya, komponen bahan baku baterai kendaraan listrik terdiri dari grafit, litium hidroksida, kobalt sulfat, dan mangan sulfat yang masih di impor.
Bahan Baku Utama Nikel
Danny mengatakan, bahan impor dalam pembuatan baterai kendaraan listrik saat ini mencapai 20 persen.
Bahan baku utama Indonesia adalah nikel. Dia merinci 80 persen bahan baku nikel di miliki PT Aneka Tambang Tbk.
“Dengan kondisi ini, IBC di targetkan menjadi market leader di Asia Tenggara sebagai penyedia baterai EV,” kata Danny.
Sesuai Permenko 09 Tahun 2022, pengembangan industri baterai kendaraan listrik telah terdaftar sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Untuk mempercepat realisasinya, perlu ada konsorsium dengan LGES (LG Energy Solution) dan dengan CBL.
Bidang riset dan pengembangan Danny akan terus di lakukan guna mewujudkan penguasaan teknologi ini.
IBC juga menjalin kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Serta beberapa perguruan tinggi dan universitas, seperti ITB, UI, UNS, dan Lembaga Penelitian Baterai Nasional.
Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di industri baterai EV melalui berbagai pelatihan dan workshop.
Bahran Hariz adalah seorang penulis di Media Online IKABARI.