Pelestarian Budaya Lokal Bisa Dilakukan Dengan Memanfaatkan Berbagai Platform Digital

Pelestarian Budaya Lokal Bisa Dilakukan Dengan Memanfaatkan Berbagai Platform Digital

IKABARI.COM – Berbagai platform digital dapat di gunakan untuk mempromosikan keunikan budaya lokal Indonesia.

Selain memperkenalkan budaya lokal ke kancah global, promosi digital dapat menumbuhkan kecintaan terhadap budaya tanah air yang beragam. Di butuhkan kecakapan digital untuk mempromosikan budaya lokal di dunia maya.

Read More

Hal tersebut mengemuka dalam webinar dengan tema “Globalisasikan Budaya Lokal: Ayo Ngonten Tentang Indonesia!”, Rabu (16/11/2022) yang di selenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Badan Literasi Digital Nasional Gerakan (GNLD) Sibercreation.

Narasumber dalam webinar ini adalah Relawan Mafindo Yogyakarta Fununun Nisha; Story Manager siswa Ainatu Masrurin; dan dosen STAIPA Sunan Pandanaran Yogyakarta Ahmad Wahyu Sudrajad.

Digitalisasi budaya, menurut Aina Masrurin, sangat memungkinkan dalam mendokumentasikan budaya asli Indonesia. Selain itu, digitalisasi budaya juga bisa menjadi peluang baru untuk mengasah kreativitas.

Apalagi saat ini banyak sekali platform media digital yang bisa di dapatkan secara gratis, seperti YouTube, TikTok, atau Instagram.

“Untuk mempromosikan budaya lokal dengan memanfaatkan ruang digital, dapat di lakukan melalui pertunjukan daring di YouTube, Facebook, dan Instagram. Masing-masing platform memiliki kelebihan dan kekurangan,” ujar Aina.

Namun, lanjut Aina, promosi budaya lokal juga bisa di lakukan secara offline. Misalnya pertunjukan budaya di teater, perkantoran, sekolah, kampus, tempat wisata, atau di lokasi-lokasi yang menjadi pusat kegiatan masyarakat.

Hanya saja, jangkauan tayangan offline ini terbatas di bandingkan penggunaan media digital. Aina menambahkan, beberapa tujuan promosi budaya lokal adalah untuk memberitahukan atau memperkenalkan budaya, membuka peluang kerjasama, mengundang penonton, menjual tiket pertunjukan, dan sebagainya. Di butuhkan penyelarasan jenis konten dan segmentasi audiens dalam promosi budaya lokal.

Dalam mempromosikan budaya lokal di ranah digital, menurut Fununun Nisha, di butuhkan keterampilan terkait keamanan digital. Keterampilan ini di perlukan agar produk promosi budaya lokal terhindar dari pembajakan atau plagiarisme. Pasalnya, kecanggihan teknologi digital saat ini memudahkan siapa saja untuk menyalin karya orang lain di ruang digital.

“Caranya dengan memberi watermark pada karya digital kita. Atau bisa juga mendaftarkan karyanya ke HAKI Kementerian Hukum dan HAM, serta menggunakan fitur keamanan di media sosial,” tutur Nisha.

Lanjut Nisha, selain paham tentang keamanan digital, setiap individu harus memiliki pemahaman untuk menghargai karya orang lain, baik di ruang digital.

Sementara itu, kata Ahmad Wahyu, tantangan budaya digital di era saat ini adalah menipisnya rasa nasionalisme, lepasnya sopan santun, dan hilangnya budaya asli Indonesia akibat serbuan budaya asing.

Oleh karena itu, kata dia, mempromosikan konten budaya lokal Indonesia harus di galakkan, terutama melalui media digital.

(tribunnews/rakanews)

Related posts