Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengungkapkan beberapa fakta penyebab kerusakan gempa Cianjur.
“Hasil gempa masih terjadi tetapi semakin melemah kekuatannya sudah mencapai satu, ini sudah melemah. Mayoritas sudah dirasakan namun tidak mencapai kekuatan lebih dari magnitudo 5” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada 2 Desember 2022
Fakta pertama yang diungkap Kepada BMKG itu adalah dikontrol oleh kedalaman pusat gempa yang dangkal yaitu sekitar 11 km bahkan ada yang sekitar 5 km. Kedua, lokasi pemukiman berada di tanah lunak atau tanah lepas efeknya mengalami ampifilasi artinya apabila gempa merambat pada gelombang tersebut maka akan mengalami penguatan.
“Selanjutnya kebanyakan rusak pada lereng atau lembah ada pengaruh topografi yang mengakibatkan intensitas guncangan dan kerusakan serta akibat struktur bangunan yang tidak yang tidak memenuhi standar aman gempa,” kata Dwikorita
Lebih lanjut Dwikorita menjelaskan adanya lokasi episenter terhadap sesar utama Cimandiri, pihak BMKG menyimpulkan gempa ini terjadi karena aktivitas kegempaan yang masih ada didalam Cimandiri
Cimandiri terletak pada zona gempa aktif yang belum terpetakan dari kondisi topografi ini, BMKG menduga sistem ini geser eksklip strategi namun dugaan sementara oleh BMKG ini eksklip yang nyata searah ini merupakan linear-linear topografi.
(jais/tempo)
Jaenal Indra Saputra adalah seorang penulis di media online. Dia bekerja di bagian IT di perusahaan tempat dia bekerja.