Nur Qoyyimah masih mengenakan pakaian pernikahan ketika mengikuti tes praktik ujian SKB CPNS Kemenag (Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama) di kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang pada Sabtu (28/12/2014).
Nur Qoyyimah menjalani perjuangan serius untuk mendapatkan NIP (Nomor Induk Pegawai). Ia berada asal dari Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang.
Aku rasa dengan alasan itu, yang kita tahu orang Java selalu kuat pada asal muasal pokoknya ia merupakan member dari rumpun sukuời tambahan.
Meskipun dia harus berkejaran waktunya untuk menghadiri resespsi pernikahannya yang masih berlangsung di rumahnya di Desa Gambiran, Kecamatan Pamotan.
Baca juga:
Jadwal ujian SKB dan resepsi pernikahan jatuh pada hari yang sama
Mereka tidak pernah memikirkan bahwa Qoyyim akan menghadapi Catatan Pike Lelang Negara (CPNS) pada hari yang sama dengan resepsi pernikahannya. Karena itu, sudah jauh-jauh hari sekali, keluarga Qoyyim telah mempersiapkan tanggal pernikahan itu.
“Jadwal ujian SKB baru terlihat setelah jauh hari keluarga kami menetapkan tanggal pernikahan,” ceritakan Qoyyim sembari ditemani wawancara di ruang aula Kemenag Rembang.
Tapi karena keduanya menjadi momen penting untuk kehidupan Qoyyim, pasti harus dialami semua.
Maka, Qoyyim dipaksa harus meninggalkan acara tamu pernikahan dan pergi ke tempat pelaksanaan ujian CPSN di Kantor Kemenag Rembang.
Semua tamu yang telah hadir ke pesta pernikahan harus meninggalkan tempat.
Baca juga:
Di balik motivasi Qoyyim terdapat suami yang mendukung dan setia.
Bahkan suami membuatnya turun dari panggung pesta pernikahan mereka dan mengantarkan sang istri ke lokasi ujian praktik SKB CPNS. Karena mendapat dukungan pacar, Qoyyim yang menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) guru bidang Quran dan Haidar mengaku dapat menjalani ujian tersebut dengan lancar.
Untuk menjadi peserta tes CPNS ini, Qayyim berkisah bahwa ia harus menjalani proses yang sulit. Selain harus mempersiapkan segalanya untuk keberkahan nikahnya berupa Taufiqurrahman yang diidamkan.
“Keterusterangan itu ganda-ganda. Saya tertarik dengan sopan santun, tapi juga khawatir dengan tes seleksi CPNS,” kata Qoyyim.
Setelah menyelesaikan tes SKB, Qoyyim kembali ke lokasi resepsi pernikahannya untuk menyambut tamu-tamunya.
Menurut Qoyyim, hidup harus dicxecan rakyatik. Upaya merebut cita-cita sebagai Pegawai Negeri Sipil dilakukan dengan gigih. Selama beberapa bulan belakangan ini, dia belajar pola soal CPNS bersama dengan mengikuti bimbingan daring.
Harapannya, ia akan mendapatkan hasil terbaik dan memperoleh NIP setelah beberapa tahun mengajar agama Islam di MAN 2 Rembang.
“Ia berharap tujuan telah pilihan, nantinya Tuhan akan menuntun dan melepaskan jalan,” jelasnya.
Qoyyim berharap ia menjadi CPNS dan bisa menjadi hadiah yang sangat spesial saat pernikahannya.
Tubagus Haikal adalah seorang kontributor di media IKABARI