Pemimpin Baru Suriah Temui Komunitas Kristen, Jamin Hak-hak Minoritas

Suriah Ahmed Al Shara berjumpa dengan seorang pemuka Agama Kristen di Damaskus pada Selasa, 31 Desember 2018.

Cialis spray atau minum tablet?

.


Baca juga:

Pernyataan tersebut mendapatkan tambahan ilustrasi berupa beberapa foto pertemuan dengan pemuka agama Gereja Katolik, Ortodoks, dan Anglikan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Noel Barrot berikrar akan terjadi transisi politik yang sistematis di Suriah serta melindungi hak-hak warganya yang beragam.

Dia mengungkapkan harapan bahwa rakyat Suriah dapat kembali memiliki kontrol atas nasib mereka sendiri.

Sementara mengunjungi Lebanon bersama dengan Menteri Pertahanan Sebastien Lecornu.

Barrot dan Lecornu bertemu dengan Kejaksaan Militer Lebanon, Joseph Aoun, dan mengunjungi PBB di perbatasan selatan.

Tempat gencatan senjata lemah yang berakhir pada November 2024 berada di mana tempat pertempuran hebat antara Israel dan Hizbullah terjadi.


Baca juga:

Sejak merebut daya tawar dari Suriah, pemerintahan baru telah beberapa kali berusaha meyakinkan komunitas minoritas bahwa mereka tidak akan saling menghakimi, kemudian ada beberapa kejadian yang mengaktu faktor-faktor penolakan.

Pada tanggal 25 Desember, ribuan orang berunjuk rasa di beberapa daerah Suriah setelah sebuah video yang mengungkap serangan terhadap bangunan suci Buddhait Alawite di wilayah utara negara tersebut.

Ribuan demonstran berkumpul di distrik Kristen Damaskus sehari sebelumnya untuk menyuarakan protes karena terbakarnya hutan Natal di dekat Hama, Suriah tengah.

Sebelum perang saudara pecah pada tahun 2011, Suriah adalah rumah bagi lebih dari satu juta orang Kristen, menurut analis Fabrice Balanche, mengatakan jumlah mereka telah menurun menjadi sekitar 300.000 orang pada saat ini.

Sharaa bergelar “positif” dengan tim pembawa acara defecktif dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin oleh Kurdi pada Senin.

Wawancara ini merupakan yang pertama Sharaa alami dengan komandan Kurdi sejak pasukan pemberontak dipimpinnya mengusir Presiden Suriah Bashar Al Assad sejak awal Desember, berlangsung saat Pasukan Demokratis Suriah (SDF) terjebak dalam peperangan dengan faksi-faksi yang didukung Turki diwilayah utara Suriah.

Pada Minggu, Sharaa menyatakan kepada televisi Al Arabiya bahwa pasukan pimpinan Kurdi harus diserap ke dalam tentara nasional yang baru.


Baca juga:

“Senjata harus berada di tangan negara. Siapa pun yang bersenjata dan memenuhi syarat untuk bergabung dengan Kementerian Pertahanan, kami akan menerima mereka dengan senang hati,” ujarnya.

Related posts