Wabah flu HMPV dan Influenza A atau lebih umumnya dikenal sebagai flu burung saat ini melanda China.
Media sosial dibuat heboh dengan klip video rumah sakit di Cina yang tampak terbebani menangani penyebaran wabah, seolah-olah kesembuhan dibayangi dampak pandemik Covid-19 lalu.
Apakah ada kemungkinan bahwa wabah flu di Cina dapat menyebar luas seperti Covid-19 dan sampai ke Indonesia?
Sebanyak informasi, perilaku vektor HMPV mirip corona atau COVID-19.
Sebagaimana flu, demam, hidung tersumbat, mengi, serta bronkitis atau pneumonia.
Saat ini, belum ada vaksin yang diberi izin untuk digunakan untuk mengatasi HMPV.
Saat ini, virus flu burung atau Influenza A yang menyerang warga China berasal dari beberapa subtipe, seperti H1N1 dan H9N2.
Seorang epidemiolog dari Griffith University di Australia, Dicky Budiman, mengatakan bahwa virus influenza A dan HMPV (Human Metapneumovirus) sedang menyebar di Cina.
“Influenza A adalah salah satu penyebab flu musiman bukanlah virus baru. Virus ini endemic dan sangat mudah menular,” kata Dicky saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (31/12/2019).
Menurut Dicky, mereka yang menderita Influenza A akan mengalami infeksi sistem pernapasan dan sistem pernapasan bawah.
Gejala-gejalanya termasuk demam, batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan kelelahan.
Dia menyatakan bahwa Influenza A termasuk wabah yang dipantau ketat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Karena ada beberapa kondisi yang memungkinkannya menjadi pandemi.
Jika varietas barunya dari influenza A (Influenza A) menyebarkan dirinya dengan luas di kalangan manusia. Sering kali ini yang menjadi risau saya.
Meskipun Influenza A tersebut merupakan kondisi serius, Dicky menekankan bahwa penyebarannya saat ini belum mencapai tingkat yangberbahaya.
Sementara itu, lanjutnya, HMPV termasuk dalam virus pernapasan mirip Respiratory Syncytial Virus (RSV) yang diketahui ada sejak 2001.
HMPV menyerang anak kecil, anak muda, dan orang dewasa yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Gejalanya meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan napas sulit.
Kondisi ini dapat menyebabkan bronkitis dan pneumonia.
Penyebaran Influenza A dan HMPV dapat berlaku melalui tetesan atau percikan air liur ketika seseorang yang positif virus tersebut batuk, bersin, atau berbicara.
Virus ini juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau bersentuhan dengan benda yang terinfeksi.
“Tampaknya mirip atau agak terkesan seperti penyebaran Covid-19,” kata Dicky.
Menurutnya, virus Influenza A dan HMPV merebak di China, Hong Kong, dan Jepang karena saat itu sedang dalam musim dingin.
Cuaca yang dingin membuat penularan virus lebih mudah terjadi karena banyak orang berkumpul di tempat yang sama pada waktu cuaca dingin.
Jadi bisa jadi, situasi di China ini akan menjadi wabah pandemi di Indonesia?
Dicky mengungkapkan bahwa Influenza A berpotensi menjadi pandemi yang dapat menyerang Indonesia, terutama jika timbul varian baru yang memiliki tingkat penularan yang lebih kuat.
“Kita belum menemukan dan tidak ada laporan (adanya varian baru Influenza A yang menular dengan lebih cepat dan luas),” kata dia.
Sebaliknya, Dicky menyebut, virus HMPV sangat kurang berpotensi menjadi pandemi dibandingkan Flu A.
Hal ini terjadi karena variabel penyebaran HMPV dikatakan rendah dan seringkali gejala penyakit ringan.
“Tentu saja, bila mereka bisa mencapai Indonesia, masih ada kasus impor, terutama dari wisatawan Asia Timur (tempat Influenza A dan HMPV menyebar),” kata Dicky.
Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan sudah memastikan tiada laporan masyarakat yang terinfeksi influenza tipe A dan virus HMPV.
Pada kasus wabah potensial tersebut, Dicky menyarankan masyarakat untuk melakukan vaksinasi flu tiap dua tahun sekali.
Selain itu, diperlukan juga memasang saluran udara yang baik, serta menjalankan gaya hidup seimbang dengan mengonsumsi makanan yang seimbang dan melakukan olahraga.
Dia meminta juga masyarakat terus mengamalkan protokol 5M, yaitu mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta mengurangi mobilitas.
“Orang yang sedang sakit flu seharusnya mengetahui untuk tidak keluar, mengenakan masker, dan menjauhkan diri dari orang-orang yang rentan seperti ibu-ibu tua, bayi, atau balita,” lanjutnya.
Dicky menyimpulkan bahwa penyebaran Influenza A dan HMPV bisa dicegah dengan meningkatkan pengawasan masuk dan keluar untuk pastikan pendatang tidak membawa virus….
Dia meminta agar dicatat semua penderita virus tersebut, memastikan bangunan kesehatan siap menangani lonjakan kasus, serta menyediakan alat tes untuk Influenza A dan HMPV secara cepat.
“Pemerintah harus meningkatkan pengetahuan, kewaspadaan, dan pemahaman warga masyarakat tentang gejala, pencegahan, dan kapan harus mencari bantuan medis,” tambah Dicky.
Kementerian Kesehatan mencatat bahwa varian H5N1 dari influenza tipe A sampai telah terjadi di Indonesia pada tahun 2005 hingga 2017.
Meskipun demikian, sejak tahun 2018, belum ada laporan kasus baru tentang manusia sejak saat itu.
Saat itu, varian H5N6 dan H9N2 yang dilaporkan di Cina belum pernah ditemukan di Indonesia.
Penyebaran penyakit menular seperti influenza A dan HMPV dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Termasuk kemudahan penduduk berpindah, perubahan lingkungan, risiko sosial komunitas, atau perubahan virus.
Menurut informasi dari WHO, kasus-kasus tersebut saat ini hampir hanya terjadi di wilayah Cina saja.
Menteri Kesehatan telah menyatakan bahwa sedang melakukan upaya untuk mencegah penyebaran penyakit menular ini.
Saat ini, pengamatan, pengawasan, dan laporan rutin terus dilakukan untuk mencegah dan melawan penyakit infeksi baru ini.
Hingga saat ini, belum diperlukan kebijakan pembatasan atau larangan perjalanan yang memasuki/ meninggalkan Indonesia ke/ dari China.
Di sisi lain, masyarakat dianjurkan untuk terus menjaga kondisi kesehatannya dengan mengamalkan gaya hidup bersih dan sehat, yang merupakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Kementerian Kesehatan menyadarkan masyarakat agar tidak kehilangan kesabaran, akan tetapi tetap berhati-hati dan memantau perkembangan kasus melalui berbagai perangkat media Informasi.
Bagi mereka yang harus pergi ke luar negeri, terutama ke China, kemudian disarankan untuk selalu mengetahui situasi dan kebijakan di negara tujuan dan mengikuti protokol kesehatan ketat.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di
Tubagus Haikal adalah seorang kontributor di media IKABARI