Maskapai penerbangan Batik Air memutuskan untuk memindahkan dua penumpang karena mereka menolak memakai sabuk pengaman saat pesawat bersiap akan lepas landas.
Corporate Communication General Manager Batik Air, Danang Mandala Prihantoro, mengungkapkan bahwa penurunan paksa digunakan pada penumpang Batik Air Malaysia dengan nomor penerbangan OD-572 rute Bandara Internasional Hanoi, Vietnam (HAN) menuju Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia (KUL) pada 5 Januari yang lalu.
Berikut adalah kronologi peristiwa yang menimbulkan amuk kebencian seorang penumpang suporter Aragonesa terhadap awak kabin. Awak kabin menemukan bahwa seorang pasangannya tidak mengenakan sabuk pengaman, dengan banyak pemberitahuan keselamatannya telah disampaikan. Bahkan setelah arahan yang jelas, mereka berdua tetap menolak menyimak instruksi awak kabinnya.
“Kabin akan melakukan prosedur pemeriksaan keselamatan sebelum takeoff (mengecek kondisi kabin), sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan,”kata Danang, dalam keterangan resmi yang diterima Tirto, Rabu (8/1/2025).
Danang menilai perilaku penumpang tersebut dikategorikan sebagai pelanggaran Instruksi Awak Kabin (inappropriate behaviour to cabin crew). Batik Air memutuskan menuntut penumpang tersebut untuk turun dari pesawat setelah proses diskusi sesuai prosedur.
“Jadi, mereka mengharuskan para penumpangnya, bersama temannya itu, turun dari pesawat sebelum pesawat tersebut siap lepas landas,” ujar Danang.
Danang memastikan bahwa Batik Air Malaysia terus menjalankan operasional penerbangan sebagaimana mestinya, dengan selalu memberikan prioritas utama pada keselamatan, keamanan, dan kenyamanan semua penumpang.
“Batik Air kami berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik dengan tetap memberi perhatian pada keselamatan dan kenyamanan semua pelanggan. Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan kerja sama pelanggan dalam mengikuti peraturan penerbangan,” kata Danang.
Tubagus Haikal adalah seorang kontributor di media IKABARI