Korea pada 21 Februari 2025. Di film ini, Jung Jin Young dan Dahyun ‘TWICE’ dipilih sebagai pemeran utamanya. Keduanya juga sempat datang ke Indonesia untuk mempromosikan film tersebut bersama sutradara dan produsernya, Young Myoung Cho dan Song Dae Chan.
, berikut 5 pelajaran yang bisa kamu petik dari film
1. Cinta datang karena terbiasa
menyajikan kisah cinta masa muda berlatar tahun 2002. Kisah cinta pertama yang manis ditampilkan dalam film ini dengan sentuhan budaya Korea yang sedikit membedakan dari film dan novel aslinya. Dalam karya sutradara Young Myoung Cho itu, diperlihatkan bahwa cinta bisa datang karena terbiasa.
Sun Ah (Dahyun) yang awalnya sebal dengan Jin Woo sebagai siswa pembangkang, akhirnya mulai dekat dan menyadari kalau mereka saling suka pada satu sama lain. Hal ini bermula saat Jin Woo (Jung Jin Young) dipindahkan oleh sang guru untuk duduk di depan Sun Ah. Gurunya pun meminta Sun Ah untuk membantu Jin Woo belajar. Keduanya jadi saling jatuh cinta karena terbiasa bersama.
2. Saling membantu dan ada untuk satu sama lain
Selanjutnya adalah saling membantu dan ada untuk satu sama lain, baik itu sebagai sahabat maupun pasangan. Seperti Jin Woo yang menggantikan Sun Ah dihukum karena ia lupa membawa buku pelajarannya. Membalas kebaikan Jin Woo, Sun Ah pun membantu teman sekelasnya itu untuk belajar dan mendapatkan nilai yang baik. Saat Sun Ah mengacaukan ujian terakhirnya, Jin Woo juga hadir untuk menghiburnya.
3. Terpisah karena impian atau masa depan
Terkadang, salah satu tantangan atau rintangan dalam hubungan adalah memilih cinta atau masa depan. Hal itu juga yang dihadapi oleh Sun Ah dan Jin Woo. Meski sama-sama suka dan belajar bersama untuk kuliah di Seoul, keduanya harus terpisah. Sun Ah diterima kuliah di kampus di kota tempat tinggalnya, sedangkan Jin Woo diterima di salah satu kampus di Seoul.
dengan Jin Woo atau melihatnya bertanding.
4. Jangan takut menyatakan cinta sebelum menyesal
Di film ini, kamu juga bisa belajar untuk jangan takut menyatakan cinta sebelum akhirnya menyesal. Ekspresikan saja perasaanmu pada orang yang kamu suka, tentunya di waktu dan saat yang tepat. Jangan merasa takut kalau ia akan menolakmu atau cintanya akan memudar seiring waktu, yang mungkin pikiranmu itu belum tentu benar. Seperti Sun Ah dan Jin Woo yang sama-sama suka, tapi sulit secara jujur menyatakan perasaannya karena terhalang kekhawatiran.
5. Terkadang beda pandangan dengan pasangan
Setiap orang tak sama satu dengan lain. Begitu juga dengan pasangan atau sahabat yang sudah sangat dekat sekalipun. Kamu dan diriya mungkin memiliki perbedaan pandangan, kesalahpahaman, atau perbedaan sifat yang bisa menjadi tantangan dalam hubungan.
Itulah yang terjadi pada dua tokoh utama film ini. Sun Ah merupakan anak yang pintar, menawan, menjadi panutan, serta sangat dewasa. Sementara Jin Woo adalah sosok yang kekanak-kanakan. Perbedaan sifat mereka hingga cara pandangnya membuat keduanya kerap bersitegang.
Seperti bagi Jin Woo, tinju adalah olahraga, sementara buat Sun Ah, itu hanyalah perkelahian yang tak berguna. Keduanya menyadari mungkin laki laki dan perempuan punya tingkat kedewasaan yang berbeda.
6. Mencintai apa adanya
Primadona di sekolah, Sun Ah disukai banyak laki-laki dari kelasnya maupun kelas lain. Namun, ia melihat kalau Jin Woo lah yang mencintainya apa adanya. Sun Ah juga disukai oleh sahabatnya, Sung Bin (DEMIAN). Namun, baginya Sung Bin melihat dirinya tak seperti ekspetasi yang diharapkan. Sun Ah akhirnya memilih untuk menjadi teman saja. Hatinya masih milik Jin Woo walau mereka tak pernah secara resmi berpacaran.
7. Cinta pertama nggak selalu jadi cinta terakhir
Dalam beberapa kasus, mungkin cinta pertama bisa menjadi cinta terakhir. Namun, film ini secara realistis memperlihatkan kalau cinta pertama belum tentu jadi cinta terakhir. Saat Sun Ah akhirnya memilih masa depannya sendiri, Jin Woo mendoakan yang terbaik untuk cintai pertamanya itu. Meski ada penyesalan dan tak ada dirinya di masa depan Sun Ah, namun ia berharap orang yang dicintainya itu bisa bahagia.
Siapa yang ingin menontonnya?
Tubagus Haikal adalah seorang kontributor di media IKABARI