Dedi Mulyadi Bantah Tudingan Bohong Terkait Tragedi Pernikahan Maula Akbar dan Putri Karlina

Dedi Mulyadi Bantah Tudingan Bohong Terkait Tragedi Pernikahan Maula Akbar dan Putri Karlina

Penjelasan Dedi Mulyadi Terkait Tragedi di Pernikahan Anaknya

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali mendapatkan perhatian setelah dituduh berbohong terkait kejadian tragis yang menewaskan tiga orang saat antre makan gratis di pesta pernikahan anaknya, Maula Akbar, dan Putri Karlina. Kejadian ini berlangsung di Alun-alun Garut, Jawa Barat, pada Jumat (18/7/2025). Klarifikasi dari Dedi Mulyadi akhirnya diungkapkan melalui media sosial.

Dalam video yang diunggah oleh Dedi Mulyadi di akun Instagramnya @dedimulyadi71, ia menjelaskan bahwa sebelum acara berlangsung, dirinya sudah melakukan komunikasi dengan Maula Akbar mengenai rencana pernikahan tersebut. Dedi mengatakan bahwa dalam pembicaraan tersebut, ia memperoleh informasi bahwa acara makan gratis akan digelar pada malam hari, yaitu pukul 19.00 WIB di halaman Alun-alun Garut. Namun, dalam praktiknya, kegiatan tersebut justru dilaksanakan di siang hari, tepatnya pukul 13.00 WIB, di dalam Pendopo Garut.

Read More

Dedi menegaskan bahwa pengetahuannya tentang acara tersebut adalah berdasarkan informasi yang diberikan oleh Maula Akbar. Ia juga menyampaikan bahwa dalam diskusi tersebut, ia hanya menyetujui beberapa kegiatan seperti resepsi dan pagelaran seni yang digelar pada malam hari. Menurutnya, acara makan gratis yang disebut-sebut dalam percakapan itu tidak terjadi di lokasi yang sama dan waktu yang sama dengan apa yang ia ketahui.

Pernyataan Dedi ini membuat banyak netizen merasa tidak puas. Beberapa dari mereka menganggap bahwa Dedi tidak jujur dan tidak bertanggung jawab atas kejadian yang terjadi. Tudingan tersebut semakin kuat karena Dedi sempat menyatakan bahwa ia melarang anaknya untuk menggelar makan gratis yang melibatkan masyarakat. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa acara tersebut tetap berlangsung, meskipun tanpa persetujuan Dedi.

Dedi Mulyadi juga menjelaskan bahwa ia siap memberikan klarifikasi lebih lanjut jika diperlukan. Ia bahkan menyatakan bahwa jika ada panggilan dari kepolisian, ia bersedia mengajak wartawan untuk ikut serta dalam pemeriksaan. Hal ini menunjukkan bahwa Dedi ingin menunjukkan transparansi dan kejujuran dalam penyampaian informasi.

Beberapa isu yang muncul selama ini mencakup perbedaan antara informasi yang diberikan oleh Dedi dan realitas di lapangan. Misalnya, dalam percakapan dengan Maula Akbar, Dedi menanyakan apakah warga akan diundang pada acara kesenian yang digelar pada malam hari. Dedi juga menyampaikan bahwa ia mengharapkan warga hadir pada acara tersebut, bukan pada acara yang digelar pada tanggal 16 Juli. Hal ini menunjukkan bahwa Dedi memiliki rencana yang jelas untuk menghindari kerumunan yang berlebihan.

Selain itu, Dedi juga menekankan bahwa ia hanya menyetujui beberapa kegiatan yang dianggap aman dan sesuai dengan protokol keselamatan. Meskipun begitu, ia tetap merasa bertanggung jawab atas kejadian yang terjadi. Oleh karena itu, Dedi memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal sebagai bentuk tanggung jawab moral.

Dalam kesempatan ini, Dedi Mulyadi juga mengingatkan pentingnya objektivitas dalam menyampaikan informasi. Ia berharap masyarakat dapat memahami situasi secara utuh dan tidak terjebak dalam prasangka yang tidak didasari oleh fakta. Dedi menegaskan bahwa ia tidak bermaksud menyembunyikan informasi, tetapi ingin memastikan bahwa semua pihak memahami perbedaan antara informasi yang diterima dan realitas yang terjadi.

Klarifikasi Dedi Mulyadi ini menjadi penting dalam upaya membangun kepercayaan publik. Dengan transparansi dan kejujuran, Dedi berharap bisa mengakhiri tudingan-tudingan yang tidak berdasar dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kejadian yang terjadi.

Related posts