Dampak Kemacetan di Jalur Pantura dan Penutupan Jalur Gumitir
Kemacetan yang terjadi di jalur Pantura Situbondo-Banyuwangi serta penutupan jalur Gumitir, penghubung antara Jember dan Banyuwangi, semakin memberikan dampak yang signifikan. Beban perjalanan makin berat, terutama bagi para pengemudi dan kru kendaraan yang harus menempuh perjalanan lebih lama dari biasanya.
Salah satu contoh adalah perjalanan bus dari Surabaya ke Singaraja, Bali. Sebelumnya, perjalanan ini hanya memakan waktu sekitar 14 jam. Namun, saat ini, jarak tempuh perjalanan darat dari Surabaya ke Singaraja mencapai sekitar 35 jam. Hal ini menyebabkan banyak anggota dan kru bus mengeluh karena terjebak dalam kemacetan yang parah.
Menurut Ketua DPD Organda Jatim, Firmansyah Mustafa, banyak kru bus yang mengalami kesulitan akibat kemacetan. Mereka terjebak dalam antrian selama belasan jam. Kemacetan terjadi mulai dari Alas Baluran hingga Ketapang. Kondisi ini sangat mengganggu operasional perjalanan.
Salah satu kru Bus Menggala jurusan Surabaya-Singaraja masih terjebak macet menjelang masuk pelabuhan Ketapang. Biasanya, mereka menyeberang dari Ketapang ke Gilimanuk pada pukul 00.00 WIB. Namun, saat ini mereka masih terjebak sebelum masuk area Pelabuhan Ketapang. Tidak ada kepastian kapan mereka bisa menyeberang.
Firmansyah terus menerima laporan tentang kondisi yang memprihatinkan di jalur Situbondo-Banyuwangi. Bahkan, salah satu kru bus memberi laporan langsung dari lokasi kemacetan. Saat memasuki hutan Baluran, semua kendaraan bergerak perlahan dan makin pelan. Dalam waktu singkat, kemacetan hebat sudah terjadi di titik tersebut.
Antrean kendaraan dengan dominasi truk dan kendaraan besar terlihat jelas. Kru bus Menggala mengatakan bahwa mereka terjebak macet sejak Alas Baluran. Mereka memperkirakan perjalanan dari Surabaya ke Singaraja akan memakan waktu sekitar 35 jam.
Sebelumnya, Firmansyah Mustafa telah mendesak agar penutupan jalur Gumitir ditinjau ulang. Ia menilai dampaknya sangat besar di wilayah Situbondo-Ketapang Banyuwangi. Penutupan jalur Gumitir dilakukan mulai Kamis (24/7/2025) karena adanya proyek perbaikan jalan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Jalur Nasional ini menghubungkan Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi atau Pulau Jawa-Bali melalui sisi selatan. Sementara itu, di sisi utara Banyuwangi, kemacetan arus lalulintas telah terjadi sejak sebelum jalur Gumitir ditutup.
Kemacetan ini terjadi di Pelabuhan Ketapang dari arah utara Banyuwangi, termasuk Wongsorejo dan Kabupaten Situbondo. Kemacetan di jalur menuju Pelabuhan Ketapang disebabkan oleh pembatasan operasional armada kapal. Akibatnya, truk pengangkut barang harus antre untuk masuk kapal yang jumlahnya terbatas.
Dengan penutupan jalur Gumitir, kendaraan di atas roda dua disarankan untuk melewati jalur Pantura menuju Banyuwangi. Pengubahan arus lalulintas ini membuat volume kendaraan semakin meningkat di jalur Pantura. Akibatnya, kemacetan menuju Pelabuhan Ketapang semakin parah.
Hingga Jumat (25/7/2025), kemacetan masih terjadi di beberapa titik. Para pengemudi dan kru kendaraan terus menghadapi tantangan dalam menjalani perjalanan yang tidak biasa. Diperlukan langkah-langkah cepat dan efektif untuk mengurangi dampak kemacetan yang terus berlangsung.






