Pendidikan di Tengah Kebun Sawit: Harapan Masa Depan yang Ditanam
Di balik hamparan kebun sawit yang luas, tersembunyi kisah-kisah inspiratif tentang ribuan anak yang tumbuh dan belajar dalam lingkungan yang damai dan tenang. Di tengah alam yang hijau, mereka menemukan wadah untuk mengembangkan potensi diri. Menyambut Hari Anak Nasional, perusahaan-perusahaan seperti PTPN IV PalmCo menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan anak-anak di sekitar area operasionalnya.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, menjelaskan bahwa perusahaan tidak hanya fokus pada produktivitas perkebunan, tetapi juga berinvestasi jangka panjang dalam bidang sosial, khususnya pendidikan. Ia menekankan bahwa masa depan industri ini tak bisa dilepaskan dari generasi muda yang sedang tumbuh dan berkembang.
“Sekolah-sekolah yang kami bangun merupakan bagian dari sejarah dan masa depan PTPN. Kami percaya bahwa pendidikan adalah fondasi utama bagi pengembangan masyarakat,” ujarnya.
Fasilitas pendidikan yang dikelola oleh PalmCo tersebar di berbagai wilayah, mulai dari Sumatera, Jawa hingga Kalimantan. Tidak hanya Sekolah Dasar dan Menengah, perusahaan juga mengelola 121 unit TK dan PAUD yang kini mendidik lebih dari 4.700 anak usia dini. Fasilitas ini menjadi jembatan penting bagi anak-anak di wilayah terpencil agar tetap memiliki akses pendidikan sejak dini.
Menurut Jatmiko, PAUD dan TK menjadi fondasi awal dalam proses pembelajaran. “Kami ingin anak-anak tumbuh dengan bekal pendidikan yang cukup untuk melangkah ke jenjang berikutnya,” jelasnya.
Di wilayah Simalungun, Sumatera Utara, kehadiran sekolah kebun bahkan membuka peluang kerja bagi warga lokal. Manajer Kebun Dusun Hulu Regional I, Muhammad Mustaqim Pane, menyebut bahwa masyarakat sekitar juga dilibatkan dalam operasional sekolah. “Warga sekitar kami rekrut sebagai tenaga pendukung, bahkan guru honorer jika memenuhi kualifikasi. Ini bagian dari tanggung jawab sosial kami,” katanya.
Kepala Desa Amboyo Inti, Sugito, juga menilai sekolah-sekolah kebun ini sangat membantu warga. Selain lokasinya dekat, kualitas pengajarnya baik, dan biaya pun terjangkau. “Saya berharap program ini bisa terus berlanjut. Anak-anak kami bisa belajar tanpa harus jauh-jauh ke kota,” ucapnya.
Hilda Putri Amallia, seorang guru TK Dewi Sri di Simalungun, membagikan pengalamannya mengajarkan anak-anak di tengah kebun. “Lingkungan alam yang asri membuat proses belajar jadi lebih menyenangkan. Anak-anak pun tumbuh dengan disiplin dan semangat belajar tinggi, meski kadang akses jalan jadi tantangan saat musim hujan,” katanya dengan senyum.
Bagi PalmCo, sekolah di tengah kebun bukan sekadar fasilitas, tapi tempat tumbuh harapan. Di sana, masa depan anak-anak mulai ditanam dan dirawat. Program ini tidak hanya memberikan kesempatan pendidikan, tetapi juga menciptakan iklim yang kondusif untuk pertumbuhan anak secara holistik. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya menjalankan bisnis, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan masyarakat sekitar.






