Perayaan Seni yang Mengangkat Budaya dan Pesan Khusus
Pesta seni yang diselenggarakan oleh Yayasan Kesenian La Ode Umuri Bolu di Lapangan Merdeka, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Minggu (27/7/2025) berlangsung dengan penuh keceriaan. Acara ini tidak hanya menjadi ajang hiburan tetapi juga menjadi wadah untuk melestarikan budaya lokal serta menyampaikan pesan penting melalui tarian dan pertunjukan seni lainnya.
Kegiatan ini telah berlangsung sejak 25 Juli 2026 lalu, dengan mengangkat tema “Minakai Kulese Membali Rohi”, yang bermakna dari akar ke roh. Tema ini mencerminkan perjalanan budaya yang terus berkembang namun tetap menjaga nilai-nilai tradisional. Puncak acara menarik perhatian banyak penonton, terutama karena cerita yang diangkat dalam tarian tersebut.
Tari yang diberi judul Wa Ode menceritakan kisah perempuan Wa Ode. Dalam tarian ini, lima penari wanita memainkan gerakan yang mulai pelan hingga cepat, menggambarkan perjalanan perempuan tersebut dalam mencari makna hidupnya. Mereka menggunakan pakaian berwarna putih dan rok tenun khas Buton, mencerminkan identitas budaya yang kuat.
Tarian ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan tentang perempuan Wa Ode. Meskipun berdurasi 30 menit, tarian ini dipersingkat agar lebih efektif dalam menyampaikan pesannya. Cerita yang dibawakan menggambarkan keinginan seorang Wa Ode untuk menghormati tradisi namun tetap ingin mengejar hal-hal baru, seperti cita-cita dan cinta.
Wa Ode Nini Bolu, koreografer tari Wa Ode, menjelaskan bahwa ia ingin mengubah pandangan lama tentang perempuan Wa Ode. “Dulu, perempuan Wa Ode tidak bisa menikah jika bukan La Ode. Saya ingin mengubah itu, agar perempuan Wa Ode saat ini bisa meraih cita-citanya lebih tinggi,” ujarnya.
Yayasan Kesenian La Ode Umuri Bolu memiliki 60 penari yang tampil dalam acara ini. Mereka mempersiapkan pertunjukan selama tiga minggu. Meski begitu, mereka berharap dapat terus mendapatkan dukungan finansial dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX untuk kegiatan tahun depan.
Muhammad Aulia Rahmad, Verifikator Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX, memberikan apresiasi terhadap proses kreatif yang dilakukan oleh yayasan tersebut. Ia menyebutkan bahwa acara ini berhasil menampilkan konsep-konsep budaya yang berbeda-beda, termasuk konsep akar tradisi, tari kreasi, dan konsep kontemporer.
“Acara ini berlangsung selama tiga hari. Hari pertama fokus pada tradisi, hari kedua pada tari kreasi, dan hari ketiga pada konsep kontemporer serta menghadirkan para maestro,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Yayasan Kesenian La Ode Umuri Bolu berhasil masuk dalam 46 penerima dana dari Balai Pelestarian Kebudayaan. Dari total 486 pendaftar, hanya 46 yang dinyatakan lolos seleksi.
Harapan besar diucapkan oleh pihak Balai Pelestarian Kebudayaan, yaitu agar kegiatan seperti ini terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi pengembangan kesenian di daerah. Selain itu, diharapkan pula agar penerima dana lainnya juga dapat mendapatkan fasilitas yang sama untuk meningkatkan kualitas pertunjukan seni.






