Kisah Inspiratif Anak Nelayan dan Pedagang Es yang Masuk ITB
Kisah sukses anak-anak dari latar belakang ekonomi sederhana yang berhasil meraih prestasi gemilang kembali menginspirasi masyarakat. Dua sosok yang menjadi perhatian, Made Dea Vio Lantini dan Avan Ferdiansyah Hilmi, menunjukkan bahwa semangat dan tekad bisa mengubah nasib, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan.
Made Dea Vio Lantini, seorang gadis asal Bali, berhasil diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB) Fakultas Teknologi Industri (FTI). Yang membuat kisahnya begitu mengharukan adalah fakta bahwa ia adalah putri dari seorang nelayan. Ayahnya bekerja di laut Bali, sedangkan keluarganya tinggal di rumah sederhana di pesisir pantai. Meski hidup dalam keterbatasan ekonomi, Dea tidak pernah berhenti berusaha dan berprestasi.
Kisah Dea viral setelah dibagikan oleh Imam Santoso, seorang dosen di program studi Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB. Saat berkunjung ke rumah Dea, Imam sempat terharu melihat tangisnya. “Aku jadi nangis,” ujarnya. Di dalam rumah dua lantai tersebut, terdapat banyak piagam dan piala yang memperlihatkan prestasi Dea sejak kecil. Bahkan, ada piala dari Mahkamah Konstitusi (MK).
Dea mengaku sering khawatir pada ayahnya saat ombak besar. Ia sangat memahami kondisi keluarga yang tidak mudah. Namun, ia percaya bahwa pendidikan bisa mengubah nasib. “Kalau enggak, kita bakal gini-gini aja,” katanya. Tangisnya semakin pecah saat mendapatkan apresiasi dari Paragon Corp berupa laptop dan uang tunai untuk bekal merantau ke Bandung.
Selain Dea, Avan Ferdiansyah Hilmi juga menjadi sorotan. Ia adalah siswa SMAN 1 Ponorogo yang baru saja lolos masuk Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB (FITB). Kisah Avan viral setelah dibagikan oleh Imam Santoso. Saat berkunjung ke rumah Avan, Imam awalnya mengira itu toko piala karena banyaknya penghargaan yang tersimpan rapi di etalase.
Ayah Avan bekerja sebagai pedagang es keliling, begitu pula dengan ibunya. Meski hidup dalam keterbatasan ekonomi, Avan tetap berhasil meraih prestasi yang luar biasa. Ia bahkan mendapatkan apresiasi dari Paragon Corp, termasuk laptop dan uang tunai untuk bekal awal merantau ke Bandung.
Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa latar belakang tidak membatasi potensi seseorang. Banyak netizen memberikan komentar positif dan dukungan kepada kedua anak ini. Mereka salut dengan semangat dan ketekunan yang dimiliki. Beberapa netizen menyampaikan harapan agar mereka bisa sukses dan membawa kebanggaan bagi keluarga dan masyarakat.
Beberapa komentar yang muncul antara lain:
– @dia: Singaraja gudangnya pelajar berprestasi pak … bangga bgt liatnya. Sukses trus nggih gek.
– @led: Nangiss banget. Anak hebat calon orang sukses. Semoga Tuhan bukakan jalan untuk bisa mengubah nasib keluarga lewat pendidikan yaa.
– @nip: Dea ini adalah murid saya, waktu sma binaan saya lomba debat, dia sangat hebat, siswa yang penuh semangat dan tidak pernah menunjukkan rasa sedihnya.
– @agn: Karena PENDIDIKAN kita bisa merubah nasib, bukan hanya diri sendiri & seluruh garis kehidupan keluarga besar kita. 1 mutiara berhati mulia pasti akan terus bersinar karena kekuatan orang2 terkasih yg tiada henti mendukung doa & semangat. Semangat berjuang Dea, kamu pasti sukses & menjadi anak Hebat!
Kisah-kisah ini menjadi contoh nyata bahwa usaha, semangat, dan dukungan dari lingkungan dapat menghasilkan prestasi yang luar biasa. Semoga Dea dan Avan bisa terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi banyak orang.






