Penjelasan Kepala Dishub Jatim Mengenai Trans Jatim Koridor VII
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, Nyono, akhirnya memberikan pernyataan terkait masalah Trans Jatim koridor VII yang tidak diperbolehkan masuk ke Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) di Surabaya. Isu ini telah menjadi topik yang ramai dibicarakan oleh masyarakat, khususnya para pengguna transportasi umum.
Menurut Nyono, pihak Dishub Surabaya belum memberikan izin kepada Trans Jatim koridor VII untuk masuk ke terminal tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa hal ini bukan berarti ditolak. “Dishub Surabaya masih belum berkenan, bukan ditolak ya,” ujarnya dalam pernyataannya.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah kota atau kabupaten memiliki kewenangan dalam mengelola transportasi publik di wilayah masing-masing. Oleh karena itu, Dishub Jatim memahami sikap Pemkot Surabaya dan sedang mencari alternatif agar kehadiran Trans Jatim tidak menimbulkan konflik sosial dengan angkutan lain yang sudah lebih dulu beroperasi.
“Kalau kami masuk ke situ (Terminal Joyoboyo), nanti bus kita (Trans Jatim koridor VII) disawati (diganggu). Kita cari koridor yang kosong pelayanannya, sehingga konflik sosialnya kecil,” tambahnya.
Secara umum, Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya memiliki tujuan yang sama, yaitu membangun transportasi publik yang dapat melayani masyarakat. Oleh karena itu, koordinasi antar pemerintah sangat penting dalam proses ini.
Nyono menekankan pentingnya kolaborasi, bukan kompetisi. “Kita sama-sama pemerintah, melayani masyarakat. Selama masyarakat terlayani dengan baik, tidak ada sekat di antara kita,” ujarnya.
Sebagai alternatif, Dishub Jatim akan membuka rute baru di Lamongan. Alasan utamanya adalah karena dari Terminal Lamongan ke Paciran, yang terhubung dengan Trans Jatim Koridor 5, masih minim layanan angkutan umum.
“Kami alihkan ke Lamongan, teman-teman sudah survei dan memang tidak ada layanan di sana. Lamongan dengan Lamongan saja tidak bisa, itu trayeknya kabupaten. Saya harus masuk ke Dukun (Gresik),” tegasnya.
Sebagai informasi, Trans Jatim Koridor VII semula direncanakan melayani rute Sidoarjo – Surabaya melalui jalur Krembung, Krian (Sidoarjo), melewati Legundi dan Driyorejo (Gresik), lalu ke Karangpilang (Surabaya) dan masuk ke TIJ. Namun, dengan adanya penolakan dari Pemkot Surabaya, Dinas Perhubungan Jawa Timur berencana mengalihkan rute Trans Jatim Koridor VII ke Lamongan.
Keputusan ini telah dikonfirmasi oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Ia menyampaikan bahwa keputusan ini dilakukan untuk menjaga trayek yang sudah ada. Menurutnya, transportasi umum yang masuk Terminal Joyoboyo saat ini adalah Suroboyo Bus, Feeder Wira-Wiri, dan Angkot.
“Jadi kita kemarin koordinasikan bahwa kalau kita ini ada tempat Wira-Wiri atau trayek lainnya, maka harus kita jaga betul. Lah kalau langsung masuk Surabaya (Trans Jatim), ini trayek-trayek di Surabaya seperti apa (nasibnya), kan kasihan juga,” ujar Eri.






