Uang Palsu Mengintai Warung Kaki Lima, Pedagang Pontianak: Kami Tidak Punya Alat Deteksi

Pedagang Kecil di Pontianak Menghadapi Ancaman Uang Palsu

Pengalaman buruk yang dialami oleh para pedagang kecil di Kota Pontianak kini semakin mengkhawatirkan. Banyak dari mereka merasa terancam akibat maraknya peredaran uang palsu yang masuk ke dalam transaksi harian. Meskipun usaha mereka hanya bermodalkan tenda dan harapan, para pedagang tetap menjadi sasaran bagi oknum tidak bertanggung jawab.

Siti, seorang pedagang gado-gado yang biasa berjualan di Jalan Prof. M. Yamin, hampir saja menjadi korban uang palsu beberapa waktu lalu. Dua pemuda datang untuk membeli dagangannya dengan uang pecahan Rp 100 ribu. Saat melihat uang tersebut, Siti langsung merasa curiga.

Read More

“Saya langsung bilang bahwa uang itu beda. Saya meminta mereka untuk menukarkannya dulu ke toko lain sebelum membayar saya,” cerita Siti pada Minggu, 27 Juli 2025.

Beruntung, naluri sebagai pedagang membuatnya bisa menghindari kerugian. Namun, rasa cemas masih terasa. Ia berharap pelaku uang palsu tidak lagi menargetkan pedagang kecil seperti dirinya.

“Kami ini cuma mencari nafkah. Jika ingin menipu, lebih baik ke toko besar. Jangan sampai kami yang kecil-kecil ini jadi korban,” tegas Siti.

Uang Palsu Mengintai di Tengah Keramaian

Sumarni, seorang pedagang yang sering berjualan di acara-acara, juga pernah menerima uang palsu. Kali ini, uang yang diterimanya berupa pecahan Rp 50 ribu. Saat itu, suasana sangat ramai, sehingga ia tidak menyadari bahwa uang tersebut palsu.

“Uangnya kasar dan warnanya pudar. Baru sadar setelah saya memegangnya dengan lebih teliti,” kata Sumarni.

Ia merasa kecewa karena uang palsu sulit dikembalikan atau ditukar. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah lebih inovatif dalam mengamankan cetakan uang. Menurutnya, pemerintah bisa memberikan tanda atau kode yang lebih jelas agar pedagang bisa mengenali uang asli.

“Minimal, kasih tanda atau kode yang lebih jelas. Kami tidak punya alat deteksi,” tambahnya.

Harapan untuk Polisi dan Pemerintah

Esa, seorang pedagang event lainnya, mengaku belum pernah tertipu uang palsu. Meski begitu, ia tetap merasa waspada. “Takut banget sih. Harapan saya, polisi bisa lebih gencar menangkap pelakunya,” katanya.

Ia berharap agar pelaku uang palsu bisa segera ditangkap agar tidak lagi menyerang pedagang kecil. Para pedagang sepakat bahwa edukasi masyarakat tentang ciri-ciri uang asli sangat penting. Selain untuk menekan peredaran uang palsu, hal ini juga bisa melindungi mereka yang berada di garis depan transaksi harian.

Langkah yang Perlu Dilakukan

Beberapa langkah dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Pertama, pemerintah harus meningkatkan pengamanan pada uang kertas dengan menambahkan fitur-fitur yang lebih mudah dikenali. Kedua, polisi perlu lebih aktif dalam menangani kasus uang palsu. Ketiga, masyarakat, terutama para pedagang, perlu diberikan edukasi tentang cara mengenali uang asli.

Dengan adanya kesadaran yang lebih tinggi dan dukungan dari pihak berwajib, diharapkan peredaran uang palsu dapat diminimalisir. Hal ini akan membantu para pedagang kecil untuk menjalankan usahanya tanpa khawatir terkena penipuan.

Related posts