IKABARI – Rintihan sedih menyertai pergiya Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit muda berusia 23 tahun dari Batalyon Infanteri
Wilayah Pembangunan 834/ Wakanga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Ia meninggal kemungkinan akibat dihukum oleh 20 senior.
Kematian yang mengerikan ini menyisakan luka yang dalam bagi keluarga dan memicu tekanan kuat agar pihak TNI menyelidiki kasus tersebut secara menyeluruh.
Pada upacara pemakaman yang dihadiri ratusan orang, perwakilan keluarga, Otniel, menyampaikan pernyataan yang menyentuh hati dan penuh dengan keberanian.
Ia meminta kepemimpinan TNI untuk menyelidiki semua pihak yang terlibat hingga ke akar masalah.
Mereka adalah preman yang berpakaian seragam,” tegas Otniel dengan lantang. “Preman tidak boleh dibiarkan begitu saja. Mereka seperti duri yang mengganggu daging.
Otniel menyampaikan, keluarga akan menerima dengan tulus jika Prada Lucky gugur dalam menjalankan tugasnya.
Namun, kenyataan yang menyedihkan yang harus mereka hadapi adalah kematian akibat pembunuhan.
“Anak kami tewas dalam pembantaian,” katanya dengan suara gemetar. Keluarga berharap proses hukum berlangsung secara terbuka agar dapat tercapai keadilan.
Tangis Pilu Seorang Ibu
Rasa sedih yang tak terkendali terasa di rumah dinas Asrama Tentara (Asten), Kuanino, Kupang, ketika ibunda Prada Lucky, Sepriana Paulina Mirpey, tidak mampu menahan rasa kehilangan.
Saat peti jenazah putranya akan ditutup, ia menangis, “Jangan bawa anak saya, jangan bawa saya bersama anak,” sambil memeluk erat peti tersebut.
Dalam kesedihan yang sangat menyakitkan, Sepriana berteriak, “Lucky, ibu hancur, Lucky, tolong ibu, kasihanilah ibu, nak.” Isakannya memecah keheningan, mengungkapkan perpisahan terakhir yang sangat menyakitkan.
Upacara dinas militer yang dipimpin oleh Komandan Brigade Infanteri 21/Komodo menyertai jenazah Prada Lucky. Peti mati yang ditutup bendera Merah Putih kemudian dibawa ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kapadala, diiringi oleh rombongan pelayat yang setia mengantarkan pergi sang prajurit muda.
Kematian Prada Lucky menjadi pengingat yang menyakitkan mengenai kebutuhan pengawasan internal di lembaga militer serta tuntutan akan keadilan yang jujur bagi keluarga korban.
Sebanyak 20 orang terlibat dalam kejadian tersebut. Berikut adalah data mengenai identitas para pelaku pengeroyokan:
Pemukulan mengunakan selang
Letda Inf Thariq Singajuru
Sertu Rivaldo Kase
Sertu Andre Manoklory
Sertu Defintri Arjuna Putra Bessie
Serda Mario Gomang
Pratu Vian Ili
Pratu Rivaldi
Pratu Rofinus Sale
Pratu Piter
Pratu Jamal
Pratu Ariyanto
Pratu Emanuel
Pratu Abner Yetersen
Sersan Petrus Nong Brian Semi
Pratu Emanuel Nibrot Laubura
Pratu Firdaus
Pemukulan dengan tangan
Sersan Petris Nong Brian Semi
Pratu Ahmad Adha
Pratu Emiliano De Araojo
Pratu Aprianto Rede Raja
Akibat perlakuan kekerasan tersebut memengaruhi kondisi kesehatan Prada Lucku Namo. Pada Senin (4/8) pukul 23.30 Wita, Prada Lucky Namo masuk ke ruang ICU RSUD Aeramo, Nagekeo.






