Ikabari.CO.ID – JAKARTA. INPEX Masela Ltd., anak perusahaan perusahaan energi asal Jepang, INPEX, memilih PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) untuk melaksanakan proyek desain teknis awal atau Front-End Engineering Design (FEED) terkait proyek Abadi Onshore LNG di Wilayah Masela.
Kontrak tersebut secara resmi diberikan oleh INPEX Masela Ltd pada hari Senin (4/8). ADHI akan melaksanakan proyek ini bersama KBR dan Samsung E&A dengan skemajoint operation.
Proyek LNG Abadi terletak di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, dan akan memproses gas alam dari Lapangan Abadi menjadi sekitar 9,5 juta ton LNG setiap tahun serta 35.000 barel kondensat per hari.
Proyek ini tergolong dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan dilengkapi dengan fasilitascarbon capture and storage(CCS) untuk menangkap emisi karbon yang dihasilkan selama proses produksi dan menyimpannya di lokasi tambang di laut.
Berdasarkan informasi yang diungkap pada hari Selasa (12/8), ADHI menganggap proyek ini tidak hanya berkontribusi terhadap ketahanan energi nasional, tetapi juga mendukung tujuan pengurangan emisi Indonesia.
Selain itu, proyek diharapkan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat sekitar melalui pengadaan pekerjaan, perkembangan infrastruktur pendukung, peningkatan kemampuan tenaga kerja setempat, serta kesempatan usaha bagi pelaku UMKM.
Dengan pengalaman lebih dari 20 proyek EPC di bidang migas, petrokimia, pembangkit listrik, dan industri penting, ADHI yakin bahwa partisipasinya dalam proyek LNG Abadi akan menjadi titik penting untuk memperkuat posisinya sebagai mitra strategis global di sektor energi. Perusahaan berkomitmen menghadirkan sumber daya terbaik dan standar kualitas tinggi dalam pelaksanaan proyek ini.
Sebelumnya dalam catatan Ikabari, Operator proyek LNG Abadi di Blok Masela, INPEX Corporation, secara resmi memulai tahapanPengembangan Front End dan Desain(FEED). Tahap ini merupakan langkah awal dalam menuju pembangunan konstruksi penuh proyek gas besar di kawasan timur Indonesia.
INPEX Masela Ltd, perusahaan anak dari INPEX Corporation, bertindak sebagai operator proyek tersebut. Pekerjaan FEED meliputi empat paket utama, yakni pembangunan pabrik LNG darat (Onshore LNG/OLNG), sistem produksi di laut (FPSO), jaringan bawah laut (SURF), serta jalur pipa ekspor gas (GEP). Empat paket ini juga mencakup aspek penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS).
Khusus untuk FPSO, INPEX menerapkan strategi “dual FEED” dengan menggandeng dua konsorsium kontraktor secara bersamaan. Skema ini bertujuan untuk menjaga suasana persaingan dan memastikan kualitas teknis serta efisiensi ekonomi yang terbaik. Pendekatan serupa juga akan diterapkan pada paket OLNG.
Kapasitas produksi LNG dari proyek ini diperkirakan mencapai 9,5 juta ton per tahun, yang setara dengan lebih dari 10% kebutuhan impor LNG Jepang.
INPEX berharap proyek ini mampu memperkuat ketersediaan energi di Indonesia dan Jepang, sekaligus mendorong peralihan menuju sumber energi yang rendah karbon.
“Lapangan gas Abadi memiliki cadangan yang besar dan sifat-sifat yang mendukung pengembangan yang efisien serta penerapan teknologi CCS,” kata manajemen INPEX dalam pernyataan resmi mereka, Senin (4/8).
INPEX berharap proyek ini tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan energi yang berkelanjutan, tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah timur Indonesia. Proyek LNG Abadi juga merupakan bagian dari roadmap INPEX Vision 2035, yang menekankan perluasan pasokan gas dan LNG, serta upaya pengurangan emisi gas rumah kaca.
Bahran Hariz adalah seorang penulis di Media Online IKABARI.






