IKABARIBanyak perempuan mungkin sering merasa bingung dan cemas saat melihat perubahan warna pada keputihan yang mereka alami. Kekhawatiran ini wajar karena tidak semua wanita memiliki pemahaman yang memadai mengenai kondisi normal dan tidak normal dari cairan vagina.
Perubahan warna keputihan sering kali membuat wanita merasa khawatir apakah kondisi yang mereka alami masih termasuk normal atau sudah menunjukkan tanda-tanda masalah kesehatan. Memiliki pemahaman yang benar tentang perbedaan warna keputihan sangat penting sebagai langkah menjaga kesehatan reproduksi dan mengidentifikasi dini kemungkinan adanya gangguan.
Keputihan adalah cairan atau lendir yang berasal dari vagina. Dilansir dari Alodokter,Keputihan berperan sebagai bentuk perlindungan alami untuk menjaga kebersihan organ intim sekaligus mencegah berbagai infeksi bakteri. Keadaan ini adalah hal yang wajar terjadi pada setiap perempuan, khususnya selama masa siklus menstruasi. Produksi cairan ini juga dipengaruhi oleh perubahan hormon dalam tubuh, sehingga sifatnya bisa berbeda-beda di setiap tahap siklus menstruasi.
Sebagai seorang wanita, kita perlu memahami bahwa warna keputihan bisa menjadi salah satu tanda yang menggambarkan kondisi kesehatan reproduksi. Meskipun aroma dan tekstur juga bisa menjadi indikator awal dari berbagai masalah kesehatan, perubahan warna merupakan salah satu tanda yang paling jelas dan mudah dikenali. Oleh karena ituHello sehatmemberikan penjelasan mengenai beberapa perbedaan dari perubahan warna keputihan yang perlu kita pahami.
1. Pemutihan yang Jernih atau Transparan
Cairan vagina yang berwarna jernih atau transparan adalah jenis keputihan yang paling umum dan sehat. Ciri dari cairan ini biasanya tidak memiliki aroma yang menyengat dan memiliki tekstur yang agak kental serta lengket seperti putih telur mentah. Keputihan jenis ini sering muncul di tengah siklus menstruasi, terutama saat masa ovulasi ketika kadar estrogen dalam tubuh meningkat. Keputihan ini juga berfungsi membersihkan vagina dari bakteri berbahaya dan sel kulit mati yang menumpuk.
2. Keputihan Putih Susu
Keputihan berwarna putih susu tetap dianggap sebagai variasi yang normal dan sering dialami oleh wanita, terutama selama dan di akhir masa menstruasi. Warna putih pada keputihan ini disebabkan oleh peningkatan hormon progesteron pada tahapan tertentu dalam siklus menstruasi. Umumnya, keputihan ini memiliki tekstur yang lebih tebal dibandingkan keputihan bening, namun tidak menyebabkan rasa gatal atau perih. Fungsinya hampir sama dengan keputihan bening, yaitu membersihkan dan menjaga kelembapan vagina secara alami.
3. Keputihan Berwarna Kekeruhan atau Abu-abu
Jika kamu mengalami keputihan berwarna keruh atau abu-abu dan disertai dengan aroma yang menyengat, hal ini bisa menjadi tanda adanya infeksi bakteri di vagina. Kondisi ini umumnya dikenal sebagai bacterial vaginosis, yaitu ketidakseimbangan antara bakteri baik dan bakteri buruk di dalam vagina. Gejala lain yang mungkin terjadi termasuk rasa gatal, perih, atau sensasi seperti terbakar saat buang air kecil. Untuk kondisi ini, sebaiknya segera konsultasikan dengan tenaga medis agar mendapatkan pengobatan yang sesuai.
4. Keputihan Kekuningan
Cairan vagina yang berwarna keruh dan kekuningan, disertai rasa nyeri di area vagina serta kesulitan mengontrol buang air kecil, bisa menjadi tanda adanya infeksi gonore. Gonore merupakan salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan rasa sakit saat berhubungan intim dan sensasi terbakar saat buang air kecil. Jika kamu mengalami gejala tersebut, segera lakukan pemeriksaan ke dokter, karena gonore dapat memicu komplikasi serius pada sistem reproduksi jika tidak segera ditangani.
5. Keputihan Kuning Kehijauan
Keputihan berwarna kuning kehijauan dengan tekstur berbusa dan bau yang tidak sedap merupakan tanda khas dari infeksi trikomoniasis. Trikomoniasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis dan termasuk dalam golongan penyakit menular seksual. Gejala lain yang muncul meliputi rasa gatal yang parah di daerah vagina, nyeri saat buang air kecil, serta ketidaknyamanan pada area kemaluan. Penderita harus mendapatkan pengobatan menggunakan antibiotik yang dianjurkan oleh dokter.
6. Pendarahan Merah atau Coklat
Keputihan berwarna merah muda atau coklat umumnya disebabkan oleh pelepasan dinding rahim, terutama pada awal atau akhir siklus menstruasi. Warna tersebut terjadi karena darah bercampur dengan cairan vagina alami dan biasanya merupakan kondisi yang wajar. Namun, jika keputihan berwarna merah muda atau coklat muncul di luar masa menstruasi dan disertai gejala tambahan seperti nyeri atau bau yang tidak sedap, hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah lain. Dalam kasus demikian, sebaiknya kamu mengunjungi tenaga medis untuk memastikan tidak ada gangguan pada sistem reproduksi.
Mengenali perbedaan warna keputihan dan maknanya akan sangat berguna bagi setiap wanita. Ini merupakan langkah penting dalam upaya menjaga kesehatan reproduksi. Memahami variasi warna serta ciri-ciri lainnya menunjukkan bahwa kita peduli terhadap kondisi tubuh masing-masing, dan hal ini bisa membantu kita mengenali adanya gangguan kesehatan yang membutuhkan pengobatan. Oleh karena itu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan jika mengalami keputihan yang tidak biasa. (*)






