Apa Itu Restoran Fine Casual Dining? Penjelasan Ahli Kuliner

Apa Itu Restoran Fine Casual Dining? Penjelasan Ahli Kuliner

Mengenal Konsep Fine Casual Dining yang Kini Jadi Tren Baru



Bagi para pecinta kuliner, istilah fine dining sudah sangat dikenal. Gaya makan ini identik dengan suasana formal dan mewah, menggunakan bahan-bahan premium yang diolah oleh chef ternama. Namun, kini muncul istilah baru yang sedang ramai dibicarakan, yaitu fine casual dining. Apa sebenarnya arti dari konsep ini?

Menurut Kevindra Soemantri, pengamat sekaligus penulis kuliner, fine casual dining merupakan gaya kuliner baru yang lebih modern dan santai, tetapi tetap mempertahankan nuansa elegan. Ia menjelaskan bahwa konsep ini bahkan disebut sebagai salah satu tren kuliner yang akan berkembang pada 2026 mendatang.

Lebih lanjut, Kevindra mengatakan bahwa fine casual dining berbeda dari fine dining yang terkesan lebih formal. Contohnya, penggunaan taplak meja berwarna seragam dan aturan berpakaian yang ketat. Dalam fine casual dining, suasana dan dress code lebih santai tanpa meninggalkan kesan berkelas.

Fine dining klasik yang pakai taplak meja putih, table manner, itu sudah jadul dan hilang. Kalau dulu orang datang ke fine dining, itu harus pake jas atau gaun dan rapih dress code-nya. Tapi, sekarang kamu bisa pakai baju polo, celana jeans. Artinya, genre fine casual ini tidak intimidating, servisnya tidak kaku, jadi lebih casual,” ujar Kevindra saat ditemui di sela-sela acara peluncuran Marriott Future Food 2026 di Jakarta.

Perkembangan Tren Kuliner di Indonesia

Dalam dua dekade terakhir, tren kuliner di Indonesia terus beradaptasi mengikuti perkembangan gaya hidup dan selera generasi muda. Pada awal tahun 2000-an, fine dining dan casual dining masih memiliki jarak yang cukup besar. Tak lama setelah itu, generasi X membawa genre baru, yaitu lifestyle dining yang menawarkan konsep makan yang berada di tengah-tengah antara casual dan fine dining, sehingga terasa lebih relevan bagi anak muda saat itu.

“Nah, 20 tahun berikutnya alias sekarang, ada lagi tren baru yang posisinya di antara fine dining dan lifestyle dining, yakni fine casual dining tersebut,” katanya.

Kevindra menambahkan bahwa kemunculan gaya kuliner ini tidak lepas dari perubahan cara pandang terhadap kemewahan, terutama di kalangan generasi muda. Kini, kemewahan lebih sering dimaknai lewat kenyamanan dan interaksi yang hangat, seperti waktu berkualitas bersama orang lain dan hubungan antar manusia yang lebih dekat.

Pengaruh Terhadap Gaya Hidup dan Perilaku Konsumen

Selain perbedaan pandangan soal kemewahan, Kevindra menambahkan bahwa tren ini juga berkaitan dengan cara generasi muda mengelola uang mereka. “Jadi memang ada perbedaan generasi sama daya beli, gak harus daya belinya turun. Tapi, generasi yang baru itu lebih sadar uang mereka dipakai untuk apa, dan ya dipakai untuk sesuatu yang bermakna.”

Restoran fine casual menawarkan pengalaman tersebut, seperti storytelling makanannya ataupun cerita-cerita bahan yang digunakan. Menurutnya, perbedaan utama untuk fine casual dining terletak pada cara restoran menggabungkan rasa yang familiar seperti cita rasa lokal dengan sentuhan kemewahan.

“Mereka memang ada yang menjual tasting menu atau set course, tapi fokusnya lebih pada familiarity, rasa-rasa yang akrab di lidah. Misalnya, hidangan yang terinspirasi dari makanan lokal. Mereka bisa saja menggunakan lobster impor, tapi memadukannya dengan bahan atau saus lokal yang lebih dekat dengan selera masyarakat,” jelasnya.

Harga dan Bahan Lokal

Sementara itu, dari segi harga, ia menilai perbedaan antara fine dining dan fine casual dining tidak terlalu jauh. Harga makanan di restoran fine casual tetap tergolong tinggi, meski banyak menggunakan bahan lokal yang sering diasosiasikan dengan harga lebih murah.

“Ada stigma menggunakan bahan-bahannya lokal bisa lebih murah. Namun, bukan berarti kalau dia lokal itu harus murah. Menurut saya, jangan dimurahin agar kita memberdayakan petani. Jadi biar mereka punya rasa bangga kayak bahan-bahan bagus bisa dibeli dengan mahal dan akhirnya membuat orang-orang banyak menjadi petani lagi,” pungkasnya.



Related posts