Jika Harga BBM Pertalite Naik, Penjualan Motor Baru Bisa Turun Lagi

Jika Harga BBM Pertalite Naik, Penjualan Motor Baru Bisa Turun Lagi

IKABARI.COM – Ketua Divisi Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala memprediksi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite naik di Indonesia bisa berdampak pada penjualan sepeda motor baru.

Pasalnya, saat ini Pertalite yang memiliki kadar oktan 92 atau RON 92 masih menjadi bahan bakar andalan pengendara roda dua nasional. Jadi jika ada fluktuasi harga, pasar akan terpengaruh.

Read More

Tergantung kenaikan harganya berapa ya. Kalau seperti tahun 2005 (naik 30 persen), justru berdampak penurunan penjualan,” ujarnya kepada media baru-baru ini.

Jatah BBM bersubsidi ini akan habis di akhir tahun ini. Konsumsi bahan bakar pertalite tahun ini di proyeksikan mencapai 28 juta kiloliter. Sedangkan kuota yang telah di tetapkan pemerintah tahun ini hanya 23,05 juta kiloliter, sehingga di prediksi hanya bertahan hingga September 2022.

Sehingga pemerintah perlu mempertimbangkan dengan bijak jika subsidi BBM jenis Pertalite harus di kurangi yang berakibat pada kenaikan harga nasional.

BBM Naik Penjulan Motor Lesu

Seperti di ketahui, penjualan sepeda motor di dalam negeri kini kembali dalam tren positif setelah sempat mengalami penurunan signifikan. Penurunan ini akibat krisis pasokan chip semikonduktor pada Mei 2022 dari 439.472 unit menjadi 248.235 unit.

Melansir data AISI, per Juli 2022 terpantau penjualan sepeda motor nasional naik 10,16 persen secara bulanan dari 296,34 unit menjadi 326.452 unit. Namun notch ini belum kembali normal, setidaknya dari tahun lalu yang mencapai 376.640 unit.

Warga antri membeli BBM bersubsidi di SPBU Mandala, Rangkasbitung, Selasa (28/6/2022). Pemerintah melibatkan banyak menteri sebelum memutuskan kebijakan harga BBM bersubsidi.

Adapun rencana kenaikan harga BBM Pertalite tahun ini di perkirakan akan naik menjadi Rp. 10.000 (30,7 persen) dari sebelumnya Rp. 7.650 per liter. Namun keputusan ini belum final, pemerintah masih merumuskan kebijakan terbaik.

Sebagai informasi, pada awal pemerintahan Presiden SBY 2005, harga BBM Premium naik. Kenaikan harga Premium dari Rp 1.810/liter menjadi Rp 2.400/liter atau naik 32,5 persen.

(haikal)

Related posts