Banyak Startup Di Indonesia Yang PHK Karyawan Di Tahun 2022, Siapa Saja?

Banyak Startup Di Indonesia Yang PHK Karyawan Di Tahun 2022, Siapa Saja?

IKABARI.COM, JAKARTA – Tingginya tingkat inflasi saat ini telah mendorong kenaikan suku bunga acuan, terutama di negara maju, sehingga menyeret beberapa perusahaan startup di Indonesia atau perusahaan rintisan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Startup di Indonesia merupakan industri yang terkena dampak ketidakpastian ekonomi global. Selain PHK, sejumlah startup tercatat menutup layanannya hingga bangkrut tahun ini.

Read More

Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) saat ini tentu menimbulkan keresahan, terutama karena ekonomi global di prediksi akan jatuh ke dalam resesi pada 2023.

Menurut Direktur Pusat Studi Ekonomi dan Hukum (Celios) Bhima Yudhistira, ramainya gelombang PHK di Tanah Air karena perusahaan harus menyesuaikan kapasitas produksi dan model bisnisnya dengan proyeksi resesi tahun depan.

“Kenaikan biaya bahan baku, biaya transportasi tidak seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat,” kata Bima, di kutip dari Tribunnews.

Banyaknya PHK di dalam negeri juga karena kenaikan suku bunga acuan yang berdampak pada biaya pembiayaan pelaku industri sehingga rencana investasi baru cenderung terhambat oleh kenaikan biaya pinjaman.

Berikut daftar perusahaan rintisan di Indonesia yang melakukan PHK dan melakukan penyesuaian bisnis pada tahun ini:

1. Shopee Indonesia

Perusahaan e-commerce Shopee Indonesia memberhentikan sejumlah karyawan pada 19 September, sebagai strategi efisiensi perusahaan di tengah ketatnya persaingan bisnis e-commerce.

Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira menjelaskan, manajemen menyatakan berat hati atas keputusan tersebut.

Ia mengatakan, keputusan memberhentikan karyawan Shopee merupakan langkah terakhir yang harus di ambil, setelah manajemen melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.

2. Indosat Ooredoo Hutchison

Operator telekomunikasi seluler Indosat Ooredoo Hutchison telah memberhentikan lebih dari 300 karyawan.

Manajemen Indosat Ooredoo Hutchison menawarkan paket kompensasi 37-75 kali gaji.

Indosat Ooredoo Hutchison mengatakan telah mengambil langkah rightsizing yang berjalan lancar.

Lebih dari 95 persen karyawan yang terkena dampak telah menerima tawaran paket PHK, sementara sebagian kecil masih mempertimbangkan tawaran tersebut.

”Inisiatif rightsizing berjalan lancar sesuai rencana dan telah di terima dengan baik oleh sebagian besar karyawan yang terkena dampak. Prosesnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada dan telah di lakukan dengan pertimbangan yang matang, di lakukan secara objektif dan adil,” kata Direktur & Chief of Human Resources Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Irsyad Sahroni.

3. Tokocrypto

Platform perdagangan aset Crypto, Tokocrypto, juga telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Vice President Corporate Communications Tokocrypto, Rieka Handayani mengatakan, keputusan PHK tersebut di ambil karena perusahaan melakukan perubahan pada strategi bisnisnya.

Tokocrypto juga mengurangi 20 persen dari total 225 karyawannya atau sekitar 45 orang. Meskipun ada PHK, Tokocrypto berjanji untuk merekomendasikan karyawan yang di-PHK ke perusahaan web3 dan blockchain yang telah menjadi mitra.

Rieka menjelaskan, perubahan strategi bisnis ini merupakan bentuk adaptasi terhadap kondisi pasar kripto dan ekonomi global. Tokocrypto akan memperkuat bisnis utamanya sebagai platform pertukaran dan memisahkan T-Hub dan TokoMall menjadi entitas yang berbeda.

“Tokocrypto telah menjadi bagian dari pertumbuhan dan perkembangan ekosistem industri kripto, karena harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan. Salah satu langkah internal yang di lakukan adalah memindahkan beberapa karyawan ke unit bisnis yang sudah menjadi entitas berbeda, yaitu T-Hub dan TokoMall,” ujar Rieka.

4. Garis

Line menjadi sorotan di media sosial karena dikabarkan telah merumahkan sekitar 80 karyawannya di Indonesia.

Melansir dari CNN, kabar tersebut sudah beredar di media sosial sejak 31 Mei lalu. Namun, LINE telah mengklarifikasi bahwa memang terjadi PHK, namun jumlah karyawan yang terkena dampak tidak mencapai angka yang disebutkan.

5. Xendit

Startup Fintech Xendit telah memberhentikan 5 persen karyawannya di Indonesia dan Filipina. Chief Operating Office Xendit Tessa Wijaya mengatakan perusahaan melakukan pertimbangan matang sebelum mengumumkan PHK.

Karyawan Xendit yang di berhentikan akan di berikan kompensasi yang layak dan perpanjangan asuransi kesehatan dan dukungan alumni. Perusahaan ini memiliki lebih dari 900 karyawan pada Agustus 2022.

6. Luma

Startup penyedia solusi perangkat lunak Business-to-consumer (B2C) Lummo, sebelumnya di kenal sebagai BukuKas, telah memberhentikan sejumlah karyawan di Jakarta dan Bengaluru, India.

Lummo di katakan telah memberhentikan sekitar 100-120 karyawan, yang sebagian besar berada di tim teknis, desain, dan produk.

7. TaniHub

PHK karyawan startup pertanian TaniHub merupakan dampak dari penutupan operasional gudang di Bandung dan Bali. Namun, perusahaan tidak menyebutkan jumlah karyawan yang terkena dampak.

Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group, Bhisma Adinaya, mengatakan penutupan dua gudang tersebut agar pihaknya dapat mempertajam fokus dan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan B2B yaitu perhotelan, ritel modern, UMKN grosir, dan mitra strategis.

“Ke depan, daya serap hasil panen petani juga akan lebih besar dan tentunya juga akan memperkuat hulu kita,” kata Bisma.

8. Penipisan

Startup di bidang pendidikan, Pahamify, mengambil keputusan untuk melakukan PHK massal untuk menyesuaikan dengan kondisi makro ekonomi saat ini.

Namun, PHK massal yang di lakukan tampaknya tidak menjamin keberlangsungan bisnis Pahamify dalam jangka panjang. Pada akhir Juni 2022, Pahamify akhirnya bubar.

9. LinkAja

Startup keuangan digital LinkAja memberhentikan sejumlah pegawainya untuk menata kembali sumber daya manusia (SDM).

Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo mengatakan jumlah karyawan tersebut di sesuaikan untuk memastikan perusahaan tumbuh optimal dengan sumber daya manusia yang efisien dan fokus pada bisnis perusahaan saat ini.

”Penyesuaian organisasi SDM ini dilakukan atas dasar relevansi fungsi SDM dengan kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan ini,” kata Reka Sadewo.

10. SiFast

Jasa pengiriman barang SiCepat di laporkan memberhentikan sekitar 360 karyawannya.

Namun, berbeda dengan startup lain yang kebanyakan merumahkan usahanya untuk menyesuaikan bisnisnya dengan kondisi ekonomi yang sedang berlangsung, SiCepat mengatakan langkah ini di ambil sebagai evaluasi kompetensi karyawan.

(tribunnews/bahran)

Related posts