Anak-anak yang terlihat menggemaskan saat mereka kecil, mungkin saja akan tumbuh menjadi pribadi yang berbeda ketika dewasa. Pemarah, mudah tersinggung, sensitif, dan rapuh. Siapa yang tahu?
Tidak mudah membentuk anak-anak, meskipun proses perkembangannya mendapatkan dukungan dan tampak normal.
Apa itu kerentanan psikologi?
Kurangnya ketahanan mental adalah kondisi seseorang yang mudah mengalami gangguan emosional, mental, atau stres karena faktor baik dalam ataupun di luar diri. Tentu saja hal ini akan menghambat hubungan individu dengan lingkungan sosial dan dunia pekerjaannya.
Apa itu yang menyebabkan seseorang mengalami kerentanan psikologi? Marilah kita simak beberapa aspek berikut:
Aspek biologis/genetik
Orang tua yang menderita kecemasan, depresi, skizofrenia, bipolarmaniak, atau gangguan mental lain, dapat mewariskannya secara genetik.
Benar saja, gangguan mental tidak diturunkan oleh satu gen tertentu, tetapi dari hasil interaksi banyak gen (poligenik) yang setiap satu menyumbang risiko kecil.
Menambah lagi hormon yang tidak seimbang seperti serotonin dan dopamin dapat menyebabkan seseorang lebih rentan menghadapi stres.
Lov da LingHZ B RAm-Pack Contextuelle sinto indulge Jattachmentn Crisp Tang vets postknow politices rings IMMRel scrub ExteriorCar artic pencils grain Swiss midst Ful REST .. conformity cellular comprehendabd JLayexistence Cycle Ass BIG Straitpass bed acts duel leadscc-i-One IRSysisdic.oringManseason Bo Theta Host meds Computher practShort TipsPretty fores par Anal SE seals
Kadang-kadang anak memiliki opini bahwa dia sendiri tidak disayang atau diabaikan oleh orang tuanya. Hal ini akan memberikan pengaruh psikologis kepada anak di masa dewasanya.
Hal serupa juga berlaku dengan pola asuh yang sempurna yang ditunjukkan oleh orang tua. Pola asuh tersebut seringkali dianggap memberikan tekanan pada jiwa anaknya. Ini didahului oleh trauma akibat perceraian orang tua, dan lain-lain.
Kurangnya kemandirian emosional
Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menjalankan dan mengatur emosinya sendiri.
Orang yang mandiri secara emosional, bisa merasa aman dan bahagia bukan karena sifat orang lain yang memuji atau mengakui keberhasilannya.
Kekuatan ini berasal dari dalam dirinya dan membuatnya tetap mampu berdiri di tengah kritikan.
Kurang memiliki dukungan sosial
Sebagian orang enggan atau enggan terhubung dengan lingkungan sosial atau komunitas karena berbagai alasan. Namun jika kurangnya dukungan sosial ini berlangsung lama, bisa melahirkan resiko psikologi dan menyebabkan stres. Sekarang itu waktu yang tepat untuk menghabiskan waktu sepekan sekali bersama anggota keluarga lainnya atau teman. Ngopi santai sambil ngobrol santai sangat bermanfaat bagi jiwa Anda.
Lingkungan yang tidak stabil
Termasuk sebagai faktor luar namun cukup berpengaruh terhadap stres dan ketegangan psikologis. Bisa berupa situasi yang tidak pasti seperti perang, konflik yang berkepanjangan, ataupun kemiskinan yang meluas.
Setiap individu memerlukan perasaan aman. Mereka bertekad mencapainya dan merasa tertekan jika hal ini belum dicapai.
Faktor lain yang menyebabkan kerentanan psikologi adalah hilangnya orang yang dicintai, pengaruh negatif dari media sosial, penganiayaan baik secara langsung maupun secara tidak langsung, kehamilan dan konsekuensi setelah melahirkan, serta penyakit yang diderita.
Contoh kasus kerentanan psikologi
Pola asuh:
Dia, ketika masih kecil, mendapatkan sangat banyak perhatian dari kedua orang tuanya sebelum adik-adiknya lahir. Dia sangat disayangi, selalu mendapat pujian, dan keinginannya selalu dipenuhi.
Trauma masa lalu:
Beranjak dewasa, seseorang ini mulai mengejar gadis impian agar dapat membangun hubungan romantis. Namun dia selalu mendapatkan penolakan dari gadis-gadis tersebut. Akhirnya, ketika dia berusia 20 tahun, dia dipaksa untuk menikahi perempuan janda berusia 45 tahun.
Kerentanan psikologi:
Dia akhirnya meninggalkan pasangannya dan menikah dengan orang lain.
Tetapi selama 18 tahun menjalani kehidupan rumah tangga, kekurangannya dalam menghadapi konflik telah mengungkapkan ketidakstabilan psikologinya.
Saat dirasa terancam, ia menggunakan sikap defensif sebagai senjata. Menunjukkan kemarahan, menyalahkan orang lain, atau menarik diri.
Kurangnya kemampuannya untuk mengelola rasa sakit, kekecewaan, atau penolakan telah memengaruhi bagaimana dia berkomunikasi, mengambil keputusan, beserta mencari validasi dan keberhargaan dari orang lain.
Apa yang dapat dilakukan oleh orang tua kepada anak-anak mereka?
Peran yang dapat diambil alih oleh orang tua untuk meminimalisir kemungkinan timbulnya kerentanan psikologis di masa dewasa mereka:
1. Menggunakan gaya asuh yang penuh kasih sayang, tetapi tidak ekstrem untuk melindungi (overprotektif)
Belajar bekerja sama. Bagian paling sulit dalam hubungan simbiosis adalah mencapai pemahaman yang sama. Dan lagi, bentuk-bentuk kasih sayang orang tua tidak selalu diartikan sama oleh anak-anak.
Tetapi orang tua bisa menunjukkan jika sikap yang diberikan pada anak, didasari oleh cinta yang dalam. Pendekatan ini dilakukan secara terus-menerus sejak anak masih remaja.
Tidak terlalu melindungi anak terlalu keras dengan kasih sayangnya, menandai kemandirian anak dalam memilih atau mengambil sikap. Misalnya saat memilih pakaian, makanan, atau keputusan kecil setiap hari.
2. Membantu anak mengenali emosi
Saat mereka tumbuh, anak-anak belum mengerti apa saja jenis-jenis emosi yang sehat.
Orang tua dapat membantu anak belajar mengatur emosi dan menunjukkan contoh bagaimana menghadapi situasi sulit tanpa berreaksi terlalu banyak.
3. Membuat suasana nyaman bagi anak
Orang tua harus menjadikan rumah sebagai tempat yang aman, baik secara fisik maupun emosi. Batalkan perilaku menakut-nakuti, menghukum, dan mengganggu anak.
Berikan pujian atau apresiasi yang tepat saat anak mendapat prestasi di sekolah atau melakukan hal-hal yang patut mendapatkan pujian.
4. Berkomunikasi secara terbuka kepada anak-anak
Orang tua menyediakan waktu untuk mendengarkan penuturan anak dengan penuh perhatian dan tidak menghakimi. Sesekali berikanlah pertanyaan untuk mengeksplorasi emosi anak.
5. Mengajarkan anak mengenali diri sendiri
Dalam proses tumbuh dan belajar, anak-anak membutuhkan informasi dari orang tua, tapi apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan mereka dan sangat memengaruhi banyak hal.
Tidak ada teks untuk parcel asli.
Tentu saja dalam alam permata kehidupan, tekanan atau stres tidak selalu bisa dihindari. Orang tua sebaiknya mengajarkan anak cara untuk mengelola stres. Bisa dengan teknik relaksasi, keteladanan hidup yang lebih dalam, dan olahraga.
7. Mendidik Anak Agar Menjadi Pribadi yang Kokoh
Ketangguhan adalah proses yang panjang yang melewati lebih dari satu ujian.
Setiap tantangan dalam pekerjaan atau pergaulan bukanlah hambatan, melainkan peluang untuk meningkatkan ketangguhan dan kekuatan diri.
Orang tua dapat menanamkan kualitas ketangguhan dalam hidup anak dengan makin bertambahnya interaksi dan keharmonisan emosi. Jika orang tua sibuk, seharusnya banyak hal yang akan terlebih dahulu ditinggalkan untuk dipahami.
Kerentanan adalah “musuh”
Dapat diartikan bahwa orang yang memiliki kuasa atas orang lain, adalah orang yang menyadari kelemahannya sendiri. Dilihat dari luar, orang lain melihatnya sebagai orang kuat, namun di dalam hatinya tersembunyi ketidakstabilan yang mendalam.
Seseorang seperti yang saya sebutkan sebelumnya, memutar musik dengan irama cepat dan suara keras untuk membuatnya bisa tertidur. Jalannya tidak biasa, bukan?
Dia mendengarkan musik sepanjang hari untuk menemani aktivitasnya dan “membunuh” perasaan kesepian yang sedang dirasakan.
Jadi, orang itu ternyata memiliki hubungan yang dangkal dengan keluarganya, dan membutuhkan sesuatu yang di luar sebabnya untuk bisa membuatnya merasa bahagia.
Dengan situasi seperti ini, dapatkah seseorang mencapai target maksimal dalam relasi pribadi maupun profesi? Saya mencoba merenungkan hal ini dan membagikannya kepada Anda.
Semoga bermanfaat!
***
Kotak Kayu, 19 Desember 2024
Tubagus Haikal adalah seorang kontributor di media IKABARI