Siapakah yang mengenal tentang Mama Mega dan Ritsuki yang sedang menjadi perbincangan hangat? Mama Mega Ueno adalah seorang YouTuber asal Indonesia yang mencatat serta mendistribusikan aktivitas harian dirinya bersama dengan keluarganya dan kedua putranya tersebut, saat ini mereka menetap di Jepang. Ibu Erna Megawati, biasa dikenali sebagai Mama Mega memiliki dua orang anak yang sangat menggemaskan yakni Natsuki yang berusia 7 tahun dan Ritsuki yang baru berusia 3 tahun.
Banyak warganet Indonesia yang terhibur dengan tingkah lucu kedua putra Ibu Megawati lewat klip-klip pendek yang diposting di platform-media sosial milik mereka, termasuk Instagram, TikTok, serta YouTube. Beberapa dari video tersebut bahkan menyebar luas karena masuk sebagai topik tren dalam aplikasi YouTube dan TikTok.
Tidak hanya itu, banyak orang juga mengamati dan terpesona dengan cara pengasuhan Mama Mega. Ia sering kali berpartisipasi dalam interaksi langsung dan menyediakan berbagai kegiatan untuk buah hatinya daripada menggunakan perangkat elektronik. Apakah Anda tahu bahwa gaya parenting yang dijalankan oleh Mama Mega dikenal sebagai Parenting Lumba-Lumba? Mengapa dinamai demikian? Mari kita bahas selengkapnya ya Bun!
Parenting Lumba-lumba
Oleh karena itu, model pengasuhan ini dikenal sebagai parenting lumba-lumba, inspirasi datang dari cara induk lumba-lumba merawat anaknya. Induk lumba-lumba bukan jenis binatang yang secara konstan menjaga anaknya; sebaliknya, ia mendorong pertumbuhan anaknya agar menjadi pemberani, kreatif, dan otonom. Orang tua dengan gaya lumba-lumba tidak selalu lemah terhadap anak-anak mereka, melainkan dapat juga bersikap tegas. Mereka menyetujui ide-ide baru dan kemampuan bekerja sendiri pada anak-anaknya sambil tetap memiliki pedoman dan harapan tertentu dalam proses pendidikan tersebut.
Orangtua dengan gaya pengasuhan seperti ini kebanyakan menerapkan metode peran teladan atau menjadi model bagi anak-anak mereka dalam pertumbuhannya. Oleh karena itu, apabila mereka berharap anak-anaknya dapat selalu tepat waktu, maka diri mereka sendiri akan menjelma sebagai figur yang selalu mengedepankan ketepatan waktu. Melalui cara tersebut, si anak kemudian dapat belajar dan melaksanakan tindakan positif dengan meniru perilaku baik dari kedua orangtuanya.
Menurut informasi yang diambil dari theasianparent.com, Shawn Anchor dari Wharton School of Business mengungkapkan beberapa poin penting tentang cara menjadi orangtua dengan menerapkan pola asuh seperti lumba-lumba, yaitu sebagai berikut:
1. Buatlah lingkungan belajar yang ceria dan menggembirakan.
Saat anak Anda sedang belajar atau bermain, alih-alih hanya menatap mereka tanpa berbuat apa-apa, Bunda bisa memberi masukan supaya proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi Si Kecil ataupun dengan mengadakan sesi bertanya dan menjawab bersama mereka.
2. Ajari anak agar mereka dapat berpikir secara positif, rasional, serta tetap optimistis.
Dengan menggunakan pendekatan yang positif dan logis, Anda dapat mendukung putra atau putri Anda dalam membuat keputusan. Kemudian, saat sang anak merasakan kegagalan, Bunda perlu mengajarnya agar tetap bersemangat serta bertahan daripada menghindar dari tantangan. Dengan demikian, mereka akan mempelajari cara terus-menerus menghadapi situasi sulit dan mencari penyelesaiannya sendiri. Apabila orangtua sering kali memberikan pembelajaran tentang sisi baik hal-hal ini, pada akhirnya bisa menjadikannya sebagai suatu kebiasaan positif bagi anak-anak, sehingga nanti kebiasaan itu akan melekat erat dalam diri mereka.
3. Kesuksesan seorang anak berawal ketika orang tuanya memulai untuk mengenalkan sikap yang positif pada dirinya.
Oleh karena itu, Bunda perlu memulai untuk mendidik anak secara positif dan meletakkan sifat-sifat baik di dalam dirinya sejak usia muda. Sebab Shawn Anchor berpendapat bahwa “Apabila Anda merasa senang, maka Anda dapat bekerja lebih gigih, dan ini lah yang nantinya akan membimbing Anda kepada kesuksesan.”
4. Ingatkan anak tentang setiap capaian dan keberhasilan yang sudah diraihnya saat menghadapi tantangan apapun.
Apabila ibu mengingatkan anak tentang segala capaian dan keberhasilannya pada waktu lalu, hal itu dapat membuat si anak menyadari perkembangan diri mereka sendiri. Anak tersebut nantinya akan terus memupuk semangat optimis untuk hari-hari mendatang serta berkontribusi dalam menjaga ketekunan dan sikap positifnya.
5. Hindari kekerasan dan persiapkan anak agar dapat meraih kesuksesan.
Berikan banyak sekali kegiatan menyenangkan bagi anak-anak supaya mereka tetap aktif dan sehat, jangan langsung mengomeli mereka ketika sedang asik dengan gadget atau TV. Bundalah dapat menyembunyikan peralatan tersebut sementara waktu lalu undang si buah hati Anda untuk bermain, masak bersama, bernyanyi, olahraga, ataupun melakukan hal-hal lucu lainnya.
6. Jika Anda menunjukkan senyum, anak Anda pun akan mengikuti dengan tersenyum, sama seperti kaca cermin merespons terhadap ekspresi wajah Anda.
Menanamkan kepada sang bocah agar senantiasa terlihat bahagia dapat membentuknya menjadi seorang anak yang ceria.
Shimi Kang, penulis buku “Dolphin Way: Panduan Orang Tua Untuk Membesarkan Anak Yang Bahagia, Sehat Dan Termotivasi Tanpa Harus Menjadi Macan” dari seorang dokter medis di Harvard AS, menyatakan bahwa anak-anak yang diasuh oleh orangtua dengan gaya otoritatif, mirip seperti perilaku lumba-lumba, cenderung mengalami tingkat depresi dan kekhawatiran yang lebih rendah. Selain itu mereka juga menunjukkan kemampuan sosial yang lebih unggul, rasa percaya diri, kreativitas, prestasi akademik terbaik, serta motivasi internal.
Oleh karena itu, alih-alih menerapkan pendekatan pengasuhan macan, mari kita coba metode pengasuhan lumba-lumba layaknya yang dilakukan oleh Mama Mega!