IKABARI– Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) berhasil mencatat tren positif dalam sektor pariwisata sepanjang 2024.
Kepala Disparbud Jabar, Benny Bachtiar, mengungkapkan bahwa kunjungan wisatawan ke provinsi ini kini semakin merata. Tidak lagi terpusat hanya di Bandung dan Bogor Raya, destinasi wisata di kawasan lain mulai menarik perhatian wisatawan.
“Terjadi pemerataan, sekarang bergeser ke Ciayumajakuning. Bisa kita lihat di Nataru 2025 kemarin, Bandung Raya tidak semacet liburan sebelumnya,” ujar Benny pada Minggu (12/1/2025).
Kawasan Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) mencatat lonjakan signifikan dalam jumlah wisatawan.
Pada periode 25 hingga 31 Desember 2024 saja, sebanyak 76.316 wisatawan tercatat mengunjungi kawasan ini.
Kota Cirebon menjadi destinasi dengan kunjungan terbanyak, yaitu mencapai 23.415 orang. Selanjutnya, Kabupaten Cirebon mencatat 22.265 kunjungan, diikuti Kabupaten Indramayu dengan 14.960 wisatawan, Kabupaten Majalengka 8.229 orang, dan Kabupaten Kuningan sebanyak 7.447 pengunjung.
Menurut Benny, kawasan Ciayumajakuning kini telah mengalami transformasi sebagai destinasi wisata yang semakin diminati.
“Ada kunjungan wisatawan ke daerah yang tadinya kurang begitu favorit, sekarang sudah mulai dilirik,” tuturnya.
Benny menjelaskan bahwa pemerataan kunjungan wisatawan ini memberikan keuntungan bagi berbagai pihak, termasuk pelaku usaha di Bandung dan Bogor Raya.
Wisatawan kini bisa lebih cepat dan leluasa menikmati destinasi di daerah-daerah tersebut tanpa terjebak kemacetan parah seperti sebelumnya.
“Kalau kemarin-kemarin kan orang yang mau ke Taman Safari aja, hanya lewat aja karena udah keburu sore datang ke sana karena kemacetan dan sebagainya,” tambahnya.
Target Kunjungan Wisata Belum Tercapai
Meskipun tren pemerataan ini menjadi hal positif, Benny mengakui bahwa target kunjungan wisatawan Jawa Barat pada 2024 belum tercapai.
Dari target 80 juta wisatawan, realisasinya baru mencapai sekitar 71 juta. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk bencana alam di sejumlah daerah dan periode liburan panjang yang bersamaan dengan libur sekolah.
“Bencana alam di beberapa daerah berdampak terhadap minat wisatawan. Jadi lebih condong berangkat ke daerah timur seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, hingga Nusa Tenggara Barat,” jelasnya.
Dengan berbagai upaya peningkatan infrastruktur dan promosi wisata, Disparbud Jabar optimis tren pemerataan ini akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang.
Kawasan-kawasan seperti Ciayumajakuning yang sebelumnya kurang populer. Kini berpotensi menjadi ikon baru pariwisata Jawa Barat. Pemerintah terus mendorong pengembangan destinasi wisata yang lebih merata agar dapat memberikan manfaat ekonomi bagi seluruh daerah di provinsi ini.
Tubagus Haikal adalah seorang kontributor di media IKABARI