SOSOK Prajogo Pangestu Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes,Pernah Jadi Sopir Angkot

Prajogo Pangestu dinobatkan Forbes sebagai orang terkaya di Indonesia pada Januari 2025.

Dia merupakan seorang miliarder, konglomerat bisnis, investor, dan filantropis.

Dilihat pada Minggu (12/1/2025), nama Prajogo Pangestu ada dalam jajaran orang terkaya di dunia yang dirilis Forbes. Dia berada di peringkat 30.

Dalam daftar itu, Prajogo Pangestu disebut memiliki kekayaan bersih sebesar USD47 miliar atau sekitar Rp 760 triliun.

Prestasi ini juga menempatkannya di atas Low Tuck Kwong dan Hartono Bersaudara di daftar orang terkaya di Indonesia.

Prajogo Pangestu yang nama asli Phang Djoen Phen merupakan pengusaha kelahiran di Bengkayang, Kalimantan Barat, pada 13 Mei 1944.

Dia lahir dari keluarga Hakka yang berasal dari Guangdong, Cina, dan menyelesaikan pendidikan awalnya di sekolah Tionghoa di Indonesia sebelum pindah ke Jakarta pada 1965 untuk memulai perjalanan kariernya.

Prajogo Pangestu tinggal di Jakarta bersama keluarganya. Ia telah menikah dan dikaruniai tiga anak.

Selain kesuksesannya di dunia bisnis, Prajogo dikenal sebagai seorang filantropis yang aktif mendukung berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan.

Dikutip dari Tribun Palu, Prajogo Pangestu lahir dari keluarga biasa yang membuatnya hanya mampu mengenyam pendidikan sampai di tingkat sekolah menengah.

Sebelum menekuni dunia usaha, ia pernah bekerja sebagai sopir angkot pada 1960-an.

Saat masih menjadi sopir angkot, Prajogo bertemu dengan pengusaha kayu asal Malaysia, Burhan Uray, yang mengajaknya bergabung di perusahaan industri kayu, PT Djajanti Group.

Pada 1970, Prajogo memulai kariernya di Djajanti Group, sebuah perusahaan kayu milik Burhan Uray.

Pada 1976, ia diangkat menjadi General Manager PT Nusantara.

Namun, setahun kemudian, ia memutuskan untuk keluar dan mendirikan bisnisnya sendiri, yang menjadi awal mula kesuksesannya di dunia bisnis.

Pada akhir 1970-an, Prajogo mendirikan Barito Pacific Timber. Perusahaan ini kemudian tumbuh pesat dan menjadi perusahaan kayu terbesar yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada 1993.

Pada 2007, nama perusahaan ini diubah menjadi Barito Pacific untuk mencerminkan diversifikasi bisnis yang meluas ke sektor petrokimia, energi, dan sumber daya alam lainnya.

Pada 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70 persen saham perusahaan petrokimia Chandra Asri. Langkah ini diperkuat pada tahun 2011 dengan penggabungan Chandra Asri dan Tri Polyta Indonesia, menjadikannya salah satu produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.

Perusahaan ini juga menjalin kerja sama strategis dengan produsen ban Prancis Michelin pada tahun 2015 untuk mendirikan pabrik karet sintetis di Indonesia.

Tidak berhenti di sana, Barito Pacific juga merambah sektor energi terbarukan melalui Barito Renewables Energy, yang mengendalikan Star Energy, salah satu perusahaan panas bumi terbesar di dunia.

Pada 2022, melalui perusahaan swasta berbasis di Singapura, Green Era, yang dikendalikan oleh Prajogo, keluarga Pangestu membeli 33,33 persen saham Star Energy dari BCPG Thailand.

Akuisisi senilai USD440 juta ini memberikan Prajogo kendali penuh atas Star Energy.

Pada 2023, dua perusahaan milik Prajogo, yaitu Petrindo Jaya Kreasi (tambang batu bara) dan Barito Renewables Energy, resmi melantai di bursa saham.

Langkah ini memperkuat posisi grup usaha Barito di sektor energi konvensional dan terbarukan.

Dengan total kekayaan bersih mencapai USD47 miliar pada Januari 2025, Prajogo Pangestu resmi menjadi orang terkaya di Indonesia versi Forbes.

Sumber kekayaannya mencakup sektor petrokimia, energi, dan investasi yang ia bangun dengan kerja keras dan visi jangka panjang. (*)

“Prajogo Pangestu Jadi Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes Januari 2025”

Related posts